Kamis, 17 Juli 2014

Cemburu Ilahi 7 קַנָּא

  קַנָּא - qanna’ - cemburu Ilahi

JIKA KASIH ITU TIDAK CEMBURU, MENGAPA ALLAH CEMBURU? 
— by Stefanus Tay & Ingrid Tay ·

Ada orang bertanya, jika Allah adalah Kasih dan kasih itu tidak cemburu [zeloo] (1 Kor 13:4), mengapa  dikatakan bahwa Allah itu cemburu (Kel 20:5; Ul 4:24)?

Istilah ‘cemburu’ yang kita pahami sekarang memang cenderung mengarah kepada arti negatif. Artinya sering dihubungkan dengan rasa iri, atau curiga terhadap pihak lain. Nampaknya inilah yang terjadi dalam jemaat sebagaimana ditulis oleh Rasul Paulus di dalam suratnya di Korintus (lih. 2Kor 12:20) dan Roma (lih. Rm 13:13). Rasul Paulus mengkhawatirkan adanya “perselisihan dan iri hati…./ quarelling and jealousy (RSV) dalam jemaat.

Namun dalam Kitab Suci, kata yang sama, dapat digunakan untuk menggambarkan arti yang baik. Kata ‘cemburu’ dalam bahasa Ibrani adalah qanna’  קַנָּא , atau dalam bahasa Yunani zelos, mempunyai akar kata ‘hangat/ panas’. Maka tergantung konteksnya, kata ‘cemburu’ ini dapat digunakan untuk menggambarkan baik suatu perasaan negatif, ataupun positif. Rasul Paulus menggunakan kata yang sama ini, zeloo, ‘earnestly desire’, yang diterjemahkan LAI dengan ‘berusahalah untuk memperoleh’, yaitu untuk memperoleh karunia-karunia rohani (lih. 1Kor 12:31; 14:1,39). Atau yang lebih eksplisit adalah dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Korintus, Rasul Paulus berkata:

“Sebab aku cemburu [zeloo] kepada kamu dengan cemburu [zelos] ilahi [theos]. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.” (2 Kor 11:2-4)


Pada ayat-ayat tersebut, ‘cemburu’ mempunyai arti positif, yaitu: mengasihi sedemikian, sehingga menjaga agar jangan sampai yang dikasihi tersesat dan tidak setia. Dalam arti yang positif inilah, Allah dikatakan sebagai Allah yang cemburu. Allah tidak cemburu dalam arti iri hati terhadap bangsa Israel, tetapi bahwa Ia begitu mengasihi bangsa Israel dengan kasih yang kuat bagaikan api yang panas, yang tidak menghendaki umat-Nya mendua hati. Demikianlah kita membaca dalam Kitab Ulangan, “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu   קַנָּא ”  因为耶和华乃是烈火(Ul 4:24); sebagai kesimpulan dari nasihat Nabi Musa agar bangsa Israel tidak melupakan perjanjian dengan Allah, dengan menjadi tidak setia (lih. Ul 4:21-23). Di sini Kitab Suci menggambarkan perkawinan rohani antara Allah dengan umat-Nya bagaikan kasih antara suami dan istri. Allah menghendaki agar bangsa pilihan-Nya hanya menyembah-Nya sebagai Allah yang satu-satunya. Sayangnya, bangsa Israel berkali-kali tidak setia kepada Allah, mereka berpaling kepada para dewa/ berhala, sehingga dalam Kitab Suci sering dikatakan bahwa bangsa Israel dan Yehuda ‘bersundal’ (lih. Yer 3:6-10). Sebaliknya, Allah adalah Allah yang tetap setia. Allah tetap menunjukkan bahwa kasih-Nya kepada umat-Nya itu adalah kasih yang begitu total dan kuat/ intense,  yang menghendaki balasan yang serupa. Ia menjaga umat-Nya dengan kasih yang ‘cemburu’ dalam arti positif, yang tak ingin bertoleransi dengan kehadiran allah-allah lain di tengah umat-Nya (lih. Kel 20:3-6, Yos 24:24-16,19-20, dst). Arti ‘cemburu [zelos] ilahi [theos]’ yang sedemikian berbeda dengan ‘cemburu [zeloo]’ yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam 1 Kor 13:4. Namun karena akar katanya sama, arti positif dan negatif dari kata tersebut, disampaikan dalam kata yang sama.


http://katolisitas.org/13274/jika-kasih-itu-tidak-cemburu-mengapa-allah-cemburu


===========================================

cemburu dapat berarti
teramat sangat ingin mencintai
atau
teramat sangat ingin dicintai

Cemburu Ilahi = teramat sangat ingin mencintai
Cemburu Manusia = teramat sangat ingin dicintai
===========================================


Cemburu Ilahi 6 קַנָּא

  קַנָּא - qanna’ - cemburu Ilahi


CEMBURU ILAHI



Tanya :
ada yg ingin saya tanyakan tentang
keluaran 20 : 5 : ...sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu...
bila diperbandingkan dengan 1 Korintus 13 : 4 : ...kasih itu...tidak cemburu...

Kontradiksi? Mohon penjelasannya, karena Allah adalah kasih



JAWAB :


Meskipun kedua ayat yang dipertentangkan diatas menggunakan kata "cemburu" namun kita harus melihat perbedaan konteks kata "cemburu" didalam masing-masing ayat tersebut.



Kita bicarakan Kasih terlebih dahulu :


1. Kasih


Allah itu kasih, kasih adalah sifat/ atribut Allah :

* 1 Yohanes 4:8,16
4:8 LAI TB, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
KJV, He that loveth not knoweth not God; for God is love.
TR, ο μη αγαπων ουκ εγνω τον θεον οτι ο θεος αγαπη εστιν
Translit, ho mê agapôn ouk egnô ton theon hoti ho theos agapê estin

4:16 LAI TB, Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
KJV, And we have known and believed the love that God hath to us. God is love; and he that dwelleth in love dwelleth in God, and God in him.
TR, και ημεις εγνωκαμεν και πεπιστευκαμεν την αγαπην ην εχει ο θεος εν ημιν ο θεος αγαπη εστιν και ο μενων εν τη αγαπη εν τω θεω μενει και ο θεος εν αυτω
Translit, kai hêmeis egnôkamen kai pepisteukamen tên agapên ên echei ho theos en hêmin ho theos agapê estin kai ho menôn en tê agapê en tô theô menei kai ho theos en autô

Kasih, αγαπη - agapê. Kasih tidak bertujuan mencari kepentingan diri sendiri, melainkan kebaikan bagi orang lain. "Kasih" itu sebenarnya cakupannya luas sekali, dengan mengacu pada 1 Korintus 13:4-8 akan kita dapatkan hal-hal yang berkaitan dengan kasih yang perinciannya sebagai berikut :

[1] sabar, 'makrothumeo'
[2] murah hati, 'chrêsteuomai'
[3] tidak cemburu, 'ou zêloo'
[4] tidak memegahkan diri, 'ou perpereuomai'
[5] tidak sombong, 'ou phusioo'
[6] tidak melakukan yang tidak sopan, 'ou aschêmoneo'
[7] tidak mencari keuntungan diri sendiri, 'ou heautou'
[8] tidak pemarah, 'ou paroxuo'
[9] tidak menyimpan kesalahan orang lain, 'ou logizomai to kakos'
[10] tidak bersukacita karena ketidakadilan, 'ou chairo epi tê adikia'
[11] menutupi segala sesuatu, 'stegeo'
[12] percaya segala sesuatu, 'pisteuo'
[13] mengharapkan segala sesuatu, 'elpizo'
[14] sabar menanggung segala sesuatu, 'hupomone'



2. Cemburu

Kata Yunani ζηλοω - zêloô diterjemahkan oleh LAI TB dengan kata "cemburu"; variasi kata ζηλοω - zêloô, sebagai berikut :

ζηλοω - zêloô, greek lexicon, definition :
a. to burn with zeal
a. to be heated or to boil with envy, hatred, anger
- in a good sense, to be zealous in the pursuit of good
b. to desire earnestly, pursue
- to desire one earnestly, to strive after, busy one's self about him
- to exert one's self for one (that he may not be torn from me)
- to be the object of the zeal of others, to be zealously sought after
c. to envy


παραζηλοω - parazêloô, greek lexicon, definition :
- to provoke to jealously or rivalry
- to provoke to anger

ζηλος - zêlos, greek lexicon, Definition :
excitement of mind, ardour, fervour of spirit
a. zeal, ardour in embracing, pursuing, defending anything
- zeal in behalf of, for a person or thing
- the fierceness of indignation, punitive zeal
b. an envious and contentious rivalry, jealousy

Bandingkan kata Yunani ζηλος - zêlos dengan kata Inggris "jealous", dari kata ζηλος - zêlos inilah kata Inggris "jealous" berasal.



a. Kasih tidak cemburu

Sikap cemburu (iri hati) tidak diperbolehkan, karena hal tersebut bertentangan dengan "kasih", cemburu yang bagaimanakah itu?

* 1 Korintus 13:4
LAI TB, Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu (zêloo). Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
KJV, Charity suffereth long, and is kind; charity envieth not; charity vaunteth not itself, is not puffed up,
TR, η αγαπη μακροθυμει χρηστευεται η αγαπη ου ζηλοι η αγαπη ου περπερευεται ου φυσιουται
Interlinear, hê agapê {kasih} makrothumei {bersabar} chrêsteuetai {bermurah hati} hê agapê {kasih} ou zêloi {tidak cemburu} hê agapê {kasih} ou perpereuetai {tidak memegahkan diri} ou phusioutai {tidak menjadi sombong}


Cemburu dalam 1 Korintus 13:4 ini bandingkan dengan ayat ini :

* Keluaran 20:17
LAI TB, Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.
Hebrew,
לֹא תַחְמֹד בֵּית רֵעֶךָ לֹא־תַחְמֹד אֵשֶׁת רֵעֶךָ וְעַבְדֹּו וַאֲמָתֹו וְשֹׁורֹו וַחֲמֹרֹו וְכֹל אֲשֶׁר לְרֵעֶךָ׃ פ
Translit Interlinear, LO' {jangan} TAKHMOD {engkau menginginkan} BEIT {rumah} RE'EKHA {tetanggamu} LO'-TAKHMOD {jangan engkau menginginkan} 'ESHET {isteri} RE'EKHA {tetanggamu} VE'AVDO {dan hambanya laki-laki} VA'AMATO {dan hambanya perempuan} VESHORO {dan lembunya} VAKHAMORO {dan keledainya} VEKHOL {dan semua} 'ASHER {yang} LERE'EKHA {pada tetanggamu}

Umat Allah diajar untuk menghargai orang lain dan bukan harta atau materi. Orang lain lebih penting dari apa yang mereka miliki atau apa yang kita miliki. Umat percaya diajar untuk tidak membenci, sikap cemburu/iri-hati terhadap milik orang-lain, terhadap hal yang dipunyai orang lain bisa membawa manusia untuk berbuat dosa. Sikap "cemburu” seperti ini tidak diperbolehkan.

Terhadap ayat-ayat diatas, bandingkan dengan tuntutan untuk perbuatan kasih, seperti dalam perintah yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus Kristus ini :

* Matius 22:37-40
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

bandingkan dengan :

* Roma 13:10
LAI TB, Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
KJV, Love worketh no ill to his neighbour: therefore love is the fulfilling of the law.
TR, η αγαπη τω πλησιον κακον ουκ εργαζεται πληρωμα ουν νομου η αγαπη
Interlinear, hê agapê tô plêsion kakon ouk ergazetai plêrôma oun nomou hê agapê


b. "Cemburu Ilahi" sebagai tuntutan kesucian

Alkitab kadang menggunakan kata-kata negative sebagai kiasan. Allah menuntut manusia hidup suci, pembatasan ini dikiaskan dengan kata "cemburu". Kita tinjau ayat-ayat yang menunjuk pada makna "cemburu ilahi", sbb :

* Roma 10:19
LAI TB, Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu (parazêloo) terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."
KJV, But I say, Did not Israel know? First Moses saith, I will provoke you to jealousy by them that are no people, and by a foolish nation I will anger you.
TR, αλλα λεγω μη ουκ εγνω ισραηλ πρωτος μωσης λεγει εγω παραζηλωσω υμας επ ουκ εθνει επι εθνει ασυνετω παροργιω υμας
Interlinear, alla {tetapi } legô {Aku berkata} mê {apakah} ouk {tidak} egnô {tahu} israêl {Israel} prôtos {pertama-tama} môsês {Musa} legei {berkata} egô {Aku} parazêlôsô {akan menjadikan cemburu} humas {kamu} ep {pada} ouk {[yang] bukan} ethnei {rakyat (-Ku)} epi {pada} ethnei {suatu bangsa bukan Yahudi} asunetô {yang tidak berakal} parorgiô {aku akan membangkitkan marah} humas {kamu}

* 1 Korintus 10:22
LAI TB, Atau maukah kita membangkitkan cemburu (parazêloô) Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?
KJV, Do we provoke the Lord to jealousy? are we stronger than he?
TR, η παραζηλουμεν τον κυριον μη ισχυροτεροι αυτου εσμεν
Interlinear, ê {atau,} parazêloumen {kita membuat cemburu} ton kurion {Tuhan} mê {apakah} iskhuroteroi {lebih kuat} autou {(daripada) Dia} semen {kita adalah}

* 2 Korintus 11:2
LAI TB, Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu (zêlos) ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
KJV, For I am jealous over you with godly jealousy: for I have espoused you to one husband, that I may present you as a chaste virgin to Christ.
TR, ζηλω γαρ υμας θεου ζηλω ηρμοσαμην γαρ υμας ενι ανδρι παρθενον αγνην παραστησαι τω χριστω
Interlinear, zêlô {aku cemburu} gar {sebab} humas {kamu} theou {Allah} zêlô {[dengan] cemburu} êrmosamên {aku mempertunangkan} gar {sebab} humas {kamu} heni {kepada satu} andri {laki-laki} parthenon {[sebagai] perawan} agnên {suci} parastêsai {untuk menyerahkan [kamu]} tô {kepada} khristô {Kristus}

Terdapat kata negative lain yang diterjemahkan juga dengan "cemburu", yaitu kata Yunani φθονος - phthonos, greek lexicon, definition :
- envy
- for envy, i.e. prompted by envy (Indonesia, cemburu, dengki).

* Yakobus 4:5
LAI TB, Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu (phthonos) !"
KJV, Do ye think that the scripture saith in vain, The spirit that dwelleth in us lusteth to envy?
TR, η δοκειτε οτι κενως η γραφη λεγει προς φθονον επιποθει το πνευμα ο κατωκησεν εν ημιν
Interlinear, ê {atau} dokeite {kamu menyangka} hoti {bahwa} kenôs {dengan tanpa tujuan} hê graphê {kitab-suci} legei {berkata} pros {dengan} phthonon {kecemburuan } epipothei {ia mengingini} to pneuma {Roh} ho {yang} katôkêsen {Ia menyuruh mendiami} en {didalam} hêmin {kita}

Kata φθονος - phthonos, juga bermakna negatif disamping bisa bermakna "cemburu" juga bermakna "dengki". Kata ini dipakai sebagai gambaran/ kias bahwa Allah sungguh menginginkan secara eksklusif bahwa umatNya hanya boleh setia kepada Allah saja.

Kita akan lihat kata φθονος - phthonos secara harfiah dalam suatu ayat. Dalam ayat ini kata tersebut bermakna sebenarnya. Dalam KJV diterjemahkan dengan "envy":

* Matius 27:18
LAI TB, Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki
KJV, For he knew that for envy they had delivered him.
TR, ηδει γαρ οτι δια φθονον παρεδωκαν αυτον
Interlinear, êdei {Ia tahu} gar {sebab} hoti {bahwa} dia {karena} phthonon {rasa dengki} paredôkan {mereka telah menerahkan (ke pengadilan)} auton {Dia}

-----


"Cemburu", dalam bahasa Ibrani adalah קנא - QANA, yang bermakna "menyala, berwarna merah yang kelihatan pada wajah seseorang yang diliputi perasaan membara" juga bermakna "perasaan tidak senang terhadap seseorang yang memiliki sesuatu, yang tidak dimiliki sendiri".

קנא - QANA, tidak ada berbeda makna dengan kata ζηλος - zêlos maupun φθονος - phthonos ; "envy" maupun "jealous"; "cemburu" maupun "dengki", semuanya bermakna negative.

Namun, Alkitab memakai kata negative "cemburu/dengki" seperti diatas sebagai gambaran tanggung-jawab umat percaya bahwa mereka tidak boleh memalingkan dirinya kepada ilah lain, yang membuat Allah bersikap ζηλος - zêlos maupun φθονος - phthonos.

Allah memberikan suatu syarat bahwa keselamatan Israel (umat percaya) itu dijamin ada dikala mereka tidak memalingkan dirinya kepada ilah lain dan membangkitkan cemburu (παραζηλοω - parazêloô) Allah.

Alkitab dengan jelas menggambarkan bahwa Allah adalah "suami" atau "mempelai laki-laki" dari umatNya yang digambarkan sebagai "mempelai perempuan" (Efesus 5:23–32, Wahyu 21:9). Maka untuk menggambarkan tuntutan kesetiaan umat Allah ini, dipakailah kata negatif zelos dan juga φθονος - phthonos.

Sebab Allah yang Esa, sifat kesucianNya menuntut hak-Nya sebagai satu-satunya Allah yang boleh disembah dan Dia tidak akan memberikan kemuliaannya kepada berhala :

* Yesaya 42:8
LAI TB, Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.
KJV, I am the LORD: that is my name: and my glory will I not give to another, neither my praise to graven images.
Hebrew,
אֲנִי יְהוָה הוּא שְׁמִי וּכְבֹודִי לְאַחֵר לֹא־אֶתֵּן וּתְהִלָּתִי לַפְּסִילִים׃
Translit, ANI YEHOVAH HU SYEMI UKHEVODI LE'AKHER LO-ETEN UTEHILATI LAPSILIM

Paulus dalam (1 Korintus 10:22) juga menyinggung perasaan "cemburu ilahi" ini. Paulus menekankan bahwa, tidak diperkenankan umat percaya untuk berpaling kepada ilah lain/ menyembah berhala. Maka sebagai pelayan Allah, Paulus menaruh juga "rasa cemburu" yang sama dengan Allah sendiri, demi kemurnian iman dan kelakuan mereka (2 Korintus 11:2).

Sekarang timbul pertanyaan, mengapa Allah bisa cemburu? bukankah Dia yg Maha Pengasih, Pengampun?

Mari kita lihat latar belakang sikap "cemburu ilahi" ini :

* Keluaran 20:1-5
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,

Bangsa Israel mempunyai perjanjian Khusus dengan Allah, bahwa mereka adalah bangsa terpilih, Allah memberikan 10 Hukum yang berisi “jangan ada allah (gods) lain di hadapanKu” (ayat 3) Kata allah (gods) disitu berbentuk jamak. Artinya ada pembatasan Allah Bapa dalam penyembahan kepada Eloah dan bukan kepada elohim yang lain, ini merupakan inti dari Perjanjian Israel. Dan berlaku bagi iman Kristiani hingga sekarang. Dengan demikian: Tak ada Allah lain kecuali Sang Eloah.

Tetapi dalam perjalanan umat Israel, mereka sering berpaling kepada illah-illah lain dan menyembah mereka. Hal ini menimbulkan kemarahan Allah karena Israel melanggar perjanjian itu.

* Ulangan 31 : 16-21
31:16 Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian,
31:17 mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar.
31:18 Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau.
31:19 Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
31:20 Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
31:21 Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.


PERZINAHAN ROHANI :

Segala aktivitas dan godaan “pergi mencari allah lain" akan memancing murka dan cemburu Allah. Fakta bahwa kecemburuan Allah banyak sekali kita dapati dari kisah-kisah yang dicatat dalam Alkitab.

Contoh :

Yehezkiel pasal 16 :
Yerusalem diibaratkan sebagai pelacur, umat yang bersundal. Persundalan yang dimaksud Kitab Yehezkiel adalah Firman terhadap penduduk Yerusalem karena telah berpaling dari ALLAH dan menyembah kepada illah-illah lain.

Yehezkiel 16:1-63 judul perikopnya "Yerusalem Yang Tidak Setia"
Ayat-ayat didalamnya menunjukkan dengan cara alegoris(kias), bahwa sejarah Israel merupakan suatu 'catatan yang tak putus-putusnya dari kemurtadan yang jahat sekali'. Perikop ini terbagi dalam empat bagian:

a. Suatu cerita populer mengenai seorang anak yang baru lahir, yang dijumpai, dan yang akhirnya menjadi ratu.
b. Kakak-kakak perempuan Yerusalem, yaitu Samaria dan Sodom yang sangat jahat, masih lebih baik dibandingkan dengan dia.
c. Yerusalem dapat dikembalikan lagi ke tempatnya semula hanya dalam rangkaian dengan kelompok saudarinya, yang terhina dulu.
d. Yerusalem yang bertobat akan menerima perjanjian baru dari Allah.

Bila Yehezkiel melalui perlambangannya menekankan transendensi Allah, maksudnya ialah untuk menjelaskan bahwa kemahakuasaan Allah tidak bisa dibatasi oleh kegagalan umat-Nya. Hal ini bermuara pada pembongkaran sejarah dan agama Israel yang paling tajam dalam Perjanjian Lama sebagaimana dituangkan dalam pasal 16, 20, dan 23.

Kalimat yang digunakan oleh nabi Yehezkiel memang sangat keras dan satiris yang mengumpamakan perilaku penduduk kota Yerusalem seperti perempuan sundal. Dan itu mengakibatkan kecembuan Allah.

Dan akibat dari persundalan orang Yerusalem tersebut ALLAH MENGHUKUM mereka sebagaimana digambarkan dalam :


* Yehezkiel 16:35-43 : "…… 38 AKU akan menghakimi engkau … 42 Demikianlah AKU melampiaskan murkaKu kepadamu … 43 … tetapi dengan semuanya ini membuat AKU gemetar kemarahan ….

Pelajaran yang bisa diambil dari Kitab tersebut : PERSUNDALAN AKAN DIHUKUM ALLAH.


CEMBURU, KASIH dan MARAH

Allah itu Kasih, tetapi Dia juga mempunyai Sifat Cemburu dan Marah :

Karena Allah cemburu, Allah marah dan menghukum.
Sepertinya ini bertentangan dengan sifat Allah yang panjang sabar. Benarkah demikian? Mari kita tinjau ayat ini :

* Yehezkiel 18:23
Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?

Ayat tersebut jelas menyatakan bahwa Allah Marah karena kebobrokan manusia. Namun, Allah lebih menghendaki pertobatan daripada membinasakan.

Allah tidak mungkin membinasakan bangsa-bangsa tertentu, kecuali Ia adalah Allah yang Adil dan kejahatan orang-orang itu tidak dapat lagi dicegah/ dimaafkan.

Ketika Allah melakukan penghukuman atas kejahatan-kejahatan manusia; itu adalah sesuai kodratNya bahwa Dia adalah Allah yang KUDUS. Allah menghendaki umatnya mengikuti perengaiNya yang kudus. Allah melakukan hal ini supaya manusia bertobat dan menyesuaikan diri dengan sifat-Nya ini (baca Yeremia 18 )

Contoh:
Mengenai kisah orang Amori; Allah memberikan waktu ratusan tahun bagi mereka untuk bertobat, namun mereka tidak bertobat (Kejadian 15:16).
Nuh berkotbah 120 tahun lamanya kepada orang-orang sezamannya sebelum Air Bah tiba (kejadian 6:3)

Kisah-kisah tersebut malah menggambarkan Allah yang Panjang-Sabar, yang memberikan kesempatan kepada bangsa-bangsa itu tidak terhitung banyaknya untuk bertobat dan kembali kedalam hubungan yang harmonis dengan Dia. Hanya saja manusia selalu terus-menerus menolak,. Maka Allah mengadili dan menghukum mereka karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu.

Jadi jangan lupa walaupun Allah mempunyai sifat Maha Kasih (1Yohanes 4:8,16). tetapi Allah mempunyai sifat Maha Adil.
Sebagaimana Allah tidak pernah kompromi dengan dosa dan "upah dosa adalah maut".

Allah yang Kudus, dan kaya akan Rahmat, namun tidak akan membiarkan dosa tanpa dihukum.


-----


Allah adil tetapi sekaligus kasih.


Ini nyata dalam penyelamatan orang berdosa. Semua orang sudah berdosa, sudah melawan Allah dan harus dihukum :

* Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

* Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita


Tetapi Allah juga mengasihi manusia. Kasih-Nya tidak boleh meniadakan hukuman. Sebagai orang berdosa kita harus dihukum, tetapi Allah ingin menyelamatkan kita. Disini kita melihat kesulitan agama-agama menyelesaikan masalah dosa manusia.

Terlalu mudah kalau Allah main mengampuni saja, tetapi itu adalah sikap dan tindakan yang tidak berintegritas. Untuk itu Allah mengirimkan Anak-Nya yang tunggal. Hukuman yang harus dijatuhkan kepada manusia ditanggung oleh Diri Anak-Nya, sehingga kita boleh diselamatkan.

Ini adalah pernyataan dan tindakan kasih Allah yang sangat dahsyat, mengimbangi keadilan-Nya yang juga dahsyat. Itu sebab, orang Kristen melihat betapa ngerinya manusia yang berani bermain-main dengan cinta kasih dan keadilan Allah.


Kias hubungan Allah dan umatNya

Umat Allah digambarkan sebagai istri atau mempelai perempuan. Sehingga umat yang tidak setia itu diibaratkan sebagai istri yang tidak setia. (Pelajari kisah Nabi Hosea, Allah memerintahkan Hosea untuk "mengawini seorang perempuan sundal" yang bernama Gomer (Hosea 1:2) untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Allah memerintahkan seorang nabi yang saleh itu menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan berita-Nya kepada bangsa Israel)

Alkitab Perjanjian Baru mengatakan bahwa Gereja adalah mempelai Kristus (Efesus 5:23–32).

* Efesus 5:23
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

* Wahyu 21:9
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."

Andaikata mempelai perempuan ini berselingkuh, bisa dibayangkan betapa marahnya Sang Mempelai Laki-Laki. Seperti suami yang cemburu, Allah marah jika umatnya berpaling kepada illah-illah lain.

Allah cemburu (Keluaran 34:14), karena Dia adalah satu-satunya Allah, dan Allah tidak mau berbagi kemuliaan dengan berhala, patung, sesuatu apa dan siapa pun juga (Yesaya 42:8; 45:5). Cemburu Allah ini timbul untuk mempertahankan namaNya yang Kudus (Yehezkiel 39:25-29).

Jadi, manusia yang digambarkan sebagai istri/mempelai perempuan harus memberikan kehormatan dan kemuliaan, itu adalah mutlak hak-Nya seutuhnya.


Reff Ayat :

* Keluaran 34:14
Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.

* Yesaya 42:8
Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

* Yesaya 45:5
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,

* Yehezkiel 39:25-29
39:25 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sekarang, Aku akan memulihkan keadaan Yakub dan akan menyayangi seluruh kaum Israel dan cemburu-Ku timbul untuk mempertahankan nama-Ku yang kudus.
39:26 Mereka akan melupakan noda mereka dan segala ketidaksetiaan mereka, yang dilakukannya terhadap Aku, kalau mereka sudah diam kembali di tanah mereka dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun,
39:27 dan kalau Aku sudah membawa mereka kembali dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari tanah musuh-musuh mereka dan pada saat Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-bangsa yang banyak.
39:28 Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka, yang membawa mereka ke dalam pembuangan di tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka kembali di tanahnya dan Aku tidak membiarkan seorangpun dari padanya tinggal di sana.
39:29 Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH."

-----

Dengan demikian kita bisa memahami konteks "tuntutan kesetiaan" ini menjadi tanggung-jawab yang harus dipegang oleh seluruh umat Allah sampai pada akhirnya.



Amin.




Blessings in Christ,
BP
July 13, 2006


Artikel terkait: cemburu-kecemburuan-vt6255.html#p26855
User avatar
BP
Merdeka dlm Kristus
Merdeka dlm Kristus

Posts: 9692
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm
Re: ALLAH PENCEMBURU
Post by BP » Fri Jun 05, 2009 12:00 pm

ALLAH YANG CEMBURU


Oleh : Brian Rosner



1. Penyembahan berhala dan kecemburuan Allah


* Keluaran 20:1-5
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.

20:3 LAI TB, Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
KJV, Thou shalt have no other gods before me.
Hebrew,
לֹא יִהְיֶה־לְךָ אֱלֹהִים אֲחֵרִים עַל־פָּנָיַ ׃
Translit interlinear, LO' {jangan} YIHYEH-LEKHA {ada padamu} 'ELOHIM {ilah-ilah} 'AKHERIM 'AL-PANAY {di muka-Ku}

20:4 LAI TB, Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
KJV, Thou shalt not make unto thee any graven image, or any likeness of any thing that is in heaven above, or that is in the earth beneath, or that is in the water under the earth.
Hebrew,
לֹא תַעֲשֶׂה־לְךָ פֶסֶל ׀ וְכָל־תְּמוּנָה אֲשֶׁר בַּשָּׁמַיִם ׀ מִמַּעַל וַאֲשֶׁר בָּאָרֶץ מִתַָּחַת וַאֲשֶׁר בַּמַּיִם ׀ מִתַּחַת לָאָרֶץ ׃
Translit interlinear, LO' {jangan} TA'ASEH-LEKHA {membuat bagimu} FESEL {patung} VEKHOL-TEMUNÂH {dan semua yang serupa} 'ASYER {yang} BASYÂMAYIM {di langit} MIMA'AL {di atas} VA'ASYER {dan yang} BA'ARETS {di bumi} MITA'AKHAT {di bawah} VA'ASYER {dan yang} BAMAYIM {di laut} MITAKHAT {di bawah} LA'ARETS {kepada bumi}

20:5 LAI TB, Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
KJV, Thou shalt not bow down thyself to them, nor serve them: for I the LORD thy God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children unto the third and fourth generation of them that hate me;
Hebrew,
לֹֽא־תִשְׁתַּחְוֶה לָהֶם וְלֹא תָעָבְדֵם כִּי אָֽנֹכִי יְהוָה אֱלֹהֶיךָ אֵל קַנָּא פֹּקֵד עֲוֹן אָבֹת עַל־בָּנִים עַל־שִׁלֵּשִׁים וְעַל־רִבֵּעִים לְשֹׂנְאָֽי׃
Translit interlinear, LO'-TISYTAKHVEH {jangan menyembah} LAHEM {kepada mereka} VELO' {dan jangan} TA'AVDEM {melayani mereka} KI {karena} 'ANOKHI {Aku} YEHOVAH {baca: 'adonay, TUHAN} 'ELOHEYKHA {Allahmu} 'EL {Allah} QANA' {yang cemburu} POQED {membalas} 'AVON {kejahatan} 'AVOT {para bapa} 'AL-BANIM {kepada anak-anak} 'AL-SYILÊSYÏM {kepada ketiga} VE'AL-RIBE'IM {dan kepada kelima} LESONE'AY {kepada yang membenci Aku}

20:6 LAI TB, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
KJV, And shewing mercy unto thousands of them that love me, and keep my commandments. Hebrew,
וְעֹשֶׂה חֶסֶד לַאֲלָפִים לְאֹהֲבַי וּלְשֹׁמְרֵי מִצְוֹתָי׃ ס
Translit interlinear, VE'OSEH {dan memperlihatkan} KHESED {kemurahan} LA'ALÂFÏM {kepada ribuan} LE'OHAVAY {kepada yang mengasihi Aku} ULESYOMERÊY {dan kepada yang menjaga} MITSVOTÂY {perintah-perintah-Ku}


Perjanjian Lama memberi beberapa alasan mengapa pemujaan berhala dilarang. Pemujaan berhala menghina dan menipu orang (misalnya Yesaya 44:9-20; Mazmur 115:8) dan melahirkan ketidak-adilan sosial (misalnya keterangan tentang merosotnya kerajaan utara, menurut 1 dan 2 Raja). Ilah-ilah lain dianggap tak berdaya dan tak mampu untuk menyelamatkan (misalnya Habakuk 2:18-20; Yesaya 41:29; Yeremia 10:5; Mazmur 115:4-7). Namun alasan yang paling kuat dan pribadi mengapa orang Israel diperintahkan "jangan ada ilah-ilah lain[1] ialah bahwa pemujaan berhala membangkitkan kecemburuan Allah. Kecemburuan itu mendasari penolakan Perjanjian Lama terhadap agama-agama dan ilah-ilah lain' dan jelas ada kaitannya dengan pluralisme agama. Karena itu sungguh mengherankan, dalam diskusi modern tentang pluralisme agama, kecemburuan Allah hanya dibahas dengan singkat dan sering diabaikan sama sekali.

Pernah dikatakan, Allah Perjanjian Lama bersifat eksklusif (Allah satu bangsa saja) dan ingin menjaga umat-Nya supaya hidup secara tersendiri, sedangkan Allah Perjanjian Baru lebih bersifat universal (Allah segala bangsa) dan umat-Nya menjadi lebih inklusif dan terbuka. Selain itu, dalam Perjanjian Lama kecemburuan Allah sering disebutkan, sedangkan dalam Perjanjian Baru kecemburuan-Nya hanya sekali disebutkan, yaitu dalam 1 Korintus 10:22. Dalam pasal ini kita akan menelusuri latar belakang dan penafsiran 1 Korintus 10:22 untuk menjelaskan apakah ayat ini didasarkan pada pandangan Perjanjian Lama, atau hanya menggemakan bunyinya secara kebetulan saja. Dengan kata lain apakah Allah yang menurut Perjanjian Lama sangat menentang pemujaan berhala karena kecemburuan-Nya, ternyata berubah sikap dalam Perjanjian Baru?

Dalam 1 Korintus 10:1-22 Paulus memperingatkan jemaat tentang bahaya praktek pemujaan berhala. Bagian ini mencapai puncaknya dalam ayat 22. Bagian pertama dari ayat ini ("maukah kita membangkitkan cem- . buru Tuhan?") cukup jelas maksudnya, tetapi bagian keduanya ("apakah kita lebih kuat dari pada Dia?") berupa pertanyaan retoris yang mengharapkan jawaban yang negatif ("tidak: kita tidak lebih kuat dari pada Dia"), telah membingungkan para penafsir. Misalnya GD Fee (1987: hlm. 474) berkata bahwa "Pertanyaan ini kurang jelas maksudnya dan membingungkan". Apakah hubungannya membandingkan kekuatan orang percaya dengan kekuatan Tuhan, dengan soal pemujaan berhala? Apakah hubungannya antara kuasa Allah dengan kecemburuan-Nya? Telah dijelaskan oleh ahli-ahli, bahwa beberapa tradisi tertentu dari Perjanjian Lama mendasari pengajaran Paulus dalam 1 Korintus 10:1-13 dan 14-21, namun ayat 22 masih dianggap kurang jelas.

Paulus berkata bahwa jemaat Kristen di Korintus itu "kuat" (ισχυρος - ISKHUROS) (1 Korintus 4:10).


* 1 Korintus 10:22
LAI TB, Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?
KJV, Do we provoke the Lord to jealousy? are we stronger than he?
TR, η παραζηλουμεν τον κυριον μη ισχυροτεροι αυτου εσμεν
Translit interlinear, ê {atau} parazêloumen {kita membuat cemburu} ton kurion {Tuhan} mê {apakah} iskhuroteroi {pihak yang lebih kuat} autou {daripada Dia} esmen {kita adalah}


Ia menyebut juga orang-orang yang hati nuraninya bersifat "lemah" (1 Korintus 8:7). Karena itu beberapa penafsir beranggapan bahwa ada dua kelompok di Korintus, namanya "yang lemah" dan "yang kuat". Mereka berpendapat bahwa dalam 1 Korintus 10:22b Paulus secara ironis merujuk kepada "kelompok kuat" dalam jemaat Korintus, yang tahu bahwa tidak ada berhala di dunia (8:4). Mereka yakin bahwa makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah (8:8), dan karena itu mereka berpendapat, mereka boleh ikut makan bersama-sama di kuil-kuil berhala. Salah satu penafsir yang menerima pendapat ini adalah Parry (1937: hlm. 153), yang berkata tentang 10:22b "Ini jelas merujuk pada οι ισχυροι - HOI ISKHUROI (orang kuat) yang ironis sekali". J Hering (1962: hlm. 97), Deluz (1963: hlm, 131) dan CK Barrett (1968: hlm. 238) juga berpendapat demikian.

Namun penjelasan ini sulit diterima. Memang dalam Roma 15:1 Paulus memakai frase "yang kuat" untuk melukiskan suatu golongan dalam jemaat, namun dalam Surat 1 Korintus tidak (Kontra WW Meeks 1982: Wm. 73). 1 Korintus 4:10 melukiskan sikap dari jemaat seluruhnya, bukan sikap suatu golongan di dalamnya (bandingkan H Conzelmann 1975: hlm. 174). Dalam 1 Korintus 8 - 10 Paulus memberi nama kepada golongan dalam jemaat Korintus yang suka memakan daging yang dipersembahkan kepada berhala, "yang mempunyai pengetahuan" (pj Tomson 1990: hlm. 193) dan yang lain sebagai "yang lemah hati nuraninya". Seandainya ia ingin menghardik golongan pertama secara ironis, ia akan bertanya "Apakah kita. lebih berpengetahuan (atau lebih pintar) daripada Dia?", bukan "Apakah kita lebih kuat". Dan kita perhatikan pula, bahwa dalam 10:22b peringatan Paulus mencakup lebih dari satu golongan: ia menyampaikan seruan kepada semua orang Kristen di Korintus dengan memakai kata ganti "kita", bukan "kamu".

Tentang latar belakang 1 Korintus 1o:22b ini dalam Perjanjian Lama, Robertson dan Plummer (1914: hlm. 218) mendaftarkan beberapa ayat yang menurut mereka mempengaruhi Paulus. Memang pemikiran dalam ayat-ayat ini mirip dengan pemikiran dalam 1 Korintus 10:22b. Misalnya:

"Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan dan keadilan-Nya" (Ayub. 37:23).
"Ia tidak dapat mengadakan perkara dengan yang lebih kuat dari padanya." (Pengkhotbah 6: 10)
"Celakalah orang yang berbantah dengan Pembentuknya." (Yesaya 45:9)
"Apakah hatimu akan tetap teguh dan tanganmu merasa kuat pada masa Aku bertindak terhadap engkau? Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan yang akan membuatnya" (Yehezkiel 22:14).

Namun, sebenarnya ayat-ayat itu tidak merujuk kepada pemujaan berhala atau kecemburuan Allah, sehingga kurang penting untuk pembahasan kita ini.

Dalam 1 Korintus 10:1-21 kita melihat, bahwa pemikiran Paulus mengikuti cara pemikiran Perjanjian Lama. Kami akan meneliti latar belakang perikop ini dalam Perjanjian Lama, kemudian kami akan mengemukakan pendapat tentang asal-usul ayat 10:22b yang masuk akal, karena menjelaskan arti, maksud dan tujuannya.


Catatan :

[1] Memang selain penolakan itu ada juga sikap yang lebih positif terhadap agama-agama lain dalam Perjanjian Lama. Lihat di atas: ps 2.



2. Latar belakang 1 Korintus 10:22


Dalam 1 Korintus 10:1-22 Paulus memperingatkan jemaat di Korintus bahwa orang Kristen yang mengambil bagian dalam santapan bersama-sama dengan orang kafir yang sedang memuja berhala, sebenarnya ikut serta dalam pemujaan roh-roh jahat dan mengambil risiko menimbulkan cemburu Tuhan. Ayat 1-13 menjelaskan bahwa lingkungan yang paling baik pun tidak menjamin adanya perlindungan terhadap pencobaan dan bahaya pemujaan berhala. Hal ini dilukisan dengan mencatat beberapa peristiwa yang terjadi pada zaman keluaran dari Mesir (yang tercantum dalam Kitab Keluaran dan Kitab Bilangan) [2]. Ayat 14-22 jelas melarang orang menghadiri pesta-pesta kafir. Alasannya ialah bahwa, sama seperti dalam Perjamuan Kudus para peserta mengambil bagian dalam pemujaan Allah, maka dalam perjamuan-perjamuan kafir juga para peserta mengambil bagian dalam pemujaan kepada roh-roh jahat. Kata-kata Paulus dalam ayat 20 dan 22a mengingatkan kita kepada Ulangan 32:17 dan 32:21. AT Hanson (1974: hlm. 115,167) mengambil kesimpulan: "1 Korintus 10:14-21 merupakan khotbah Kristen berdasarkan Ulangan 32:17-21". Maksudnya, Paulus menulis ayat 14-21 sambil memikirkan hubungan perikop Ulangan tersebut dengan- keadaan pada zamannya [3]. Ia mengambil kesimpulan bahwa perikop-perikop Perjanjian Lama yang melandasi kedua perikop yaitu 10:1-13 dan 10:14-21, mencakup unsur-unsur yang mungkin menimbulkan pertanyaan dalam 10:22b.

Salah satu dari perikop-perikop yang melandasi 1 Korintus 10:1-13 (dengan 14:22-23,28-30, bnd. 1 Kor. 10:5,9-10) adalah Bilangan 14, yang berbicara tentang kekuatan Allah. Menurut pasal ini umat Israel menerima laporan suram yang disampaikan oleh hampir semua mata-mata yang telah memata-matai negeri Kanaan, dan memberontak terhadap Tuhan dengan bersungut-sungut dan menolak masuk ke negeri yang dijanjikan kepada mereka (14:1-10). Akibatnya ialah bahwa Tuhan bermaksud melenyapkan mereka dan membuat Musa dan keturunannya menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat daripada mereka (ayat 12). Menurut ayat 13-19 Musa membujuk Tuhan mengurungkan niat-Nya dengan merujuk kepada kekuatan-Nya yang ditunjukkan-Nya dalam peristiwa keluaran, serta pengampunan dan penghukuman:

* Bilangan 14:13,17-18
14:13 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Jikalau hal itu kedengaran kepada orang Mesir, padahal Engkau telah menuntun bangsa ini dengan kekuatan-Mu dari tengah-tengah mereka,
14:17 Jadi sekarang, biarlah kiranya kekuatan TUHAN itu nyata kebesarannya, seperti yang Kaufirmankan:
14:18 TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.

Kekuatan Tuhan terlihat karena Ia mengampuni bangsa-Nya (Israel tidak lenyap) tetapi juga mengadilinya (generasi pemberontak itu mati di padang gurun, 14:21 dst.). Bilangan 14 menghubungkan kekuatan Allah (ισχυς – ISKHUS) dengan pembinasaan umat yang memberontak, dan hubungan itu mendasari 1 Korintus 10:22b.

Ulangan 32 adalah "puisi berharga dan penuh kekuatan"[4], dan Paulus merujuk kepadanya dalam 1 Korintus 10:14-21 [5]. Ia menyebut kekuatan Allah dan juga kekuatan ilah-ilah asing dan umat Allah yang kena hukuman ilahi. Pasal ini melukiskan suatu masa depan Israel yang gelap: kekayaan yang baru diperoleh menyebabkan mereka menjadi murtad, sehingga mereka pantas menerima hukuman Tuhan yang keras [6]. Menurut ayat 15-18 bangsa Israel meninggalkan Allah yang telah memberkatinya, karena "menjadi gemuk" (kaya). Keputusan Allah untuk menghukum umat-Nya yang memberontak terdapat dalam ayat 21 dan seterusnya. Hukuman bertujuan antara lain, untuk meyakinkan bangsa-bangsa ten¬tang kurangnya kekuatan mereka, dan tentang kekuatan Allah yang besar. Tanpa pertolongan Tuhan, Israel bersifat lemah: satu orang akan mengejar seribu orang, dan dua orang akan membuat lari sepuluh ribu orang (ayat 30) [7].

Ayat 36-38 memperlihatkan bahwa hukuman ilahi .akan meng.a~hiri kekuatan Israel, termasuk' kekuatan apa pun yang diterimanya dan Ilah-ilah asing. Menurut salah satu cara membaca 32:36, Tuhan akan berhenti menghukum Israel apabila dilihat-Nya, bahwa kekuatan mereka sudah lenyap [8]. Craigie (1976: hlm. 387) menjelaskannya sebagai berikut:

"Israel memberontak terhadap Tuhan' karena bersandar pada kekuatannya sendiri. Kecongkakan dan keyakinan akan kekuatan manusiawi itu harus dilenyapkan sebelum orang Israel dapat menjadi sadar bahwa mereka membutuhkan kekuatan dari Tuhan. Pertanyaan retoris dalam ayat 37-38 bermaksud untuk membuat orang menjadi sadar, bahwa sumber-sumber kekuatan yang lam pun tidak memadai.

Gagasan-gagasan ini adalah cocok dengan ayat-ayat lain dalam Kitab Ulangan. Dalam Ulangan 10:17 dikatakan: "Sebab Tuhan, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat". Karena itu hendaklah mereka melayani dengan sikap yang tepat, dan "jangan menyimpang dengan beribadah kepada al.lah lam dan sujud menyembah. kepadanya: jika demikian, akan bangkitkan murka Tuhan terhadap kamu" (Ulangan 11:16-17). Ulangan 8:17-20 mempenngatkan bangsa Israel terhadap dosa kecongkakan, yang berpendapat bahwa mereka telah mencapai berbagai prestasi dengan kekuatannya sendiri: "Haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan".

Tema kekuatan Allah dan kekuatan umat-Nya diperkuat dalam tafsiran Yahudi tentang Ulangan 32 (Targum). Cara Paulus memakai pasal itu dalam Roma 11 menunjukkan bahwa ia mengetahui adanya penafsiran Targum tentang pasal tertentu (Hanson 1974: ps 6). Nama utama untuk Allah dalam Ulangan 32 adalah "Batu" (atau Gunung Batu, ayat 4,13,15,18,30,31,37). Targum menafsirkan ungkapan ini sebagai. kiasan untuk kekuatan Allah dan memakai gelar "Yang Kuat" bagi Allah (Chester 1986: hlm. 352 dst.). Dalam Pentateukh gelar ini terdapat terutama dalam Ulangan 32 (juga Kej. 49:24 dan 31:42,53). Kekuatan sebagai gelar dan sifat Allah tentu dikenal oleh Paulus karena masih umum dipakai oleh golongan Yahudi pada zamannya.

Istilah yang sama terdapat dalam sastra bahasa Yunani - misalnya Kebijaksanaan Salomo 6:8; 12:16-18; 16:16; 11:21 (Marcus 1932: khususnya hlm. 80). Dalam sastra para rabi, Allah disebut אדיר - 'ADIR ('Yang Kuat'), גבורה - GEVURAH ('kekuatan'), dan תקף - TOQEF ('Kekuatan') Israel (Marmorstein 1927: hlm. 64,82,107).

Perjanjian Baru memakai istilah ισχυρος - ISKHUROS bila melukiskan kekuatan Kristus yang lebih besar dari kekuatan orang lain (Markus 1:7 tentang Yohanes Pembaptis; Markus 3:27 tentang roh-roh jahat).

Gagasan kekuatan juga dimasukkan di tempat-tempat lain dalam Targum Ulangan 32. Hukuman atau disiplin dalam ayat 30 diterangkan oleh Targum Pecahan sebagai sama dengan kehilangan kekuatan oleh Israel:
"Ketika Israel berusaha keras meneliti Taurat dan memenuhi perintah-perintah Tuhan, maka seorang dari Israel akan menghalau seribu, dan dua orang akan menghalau sepuluh ribu; tetapi karena mereka berbuat dosa dan mendatangkan murka-Nya, Yang Kuat telah meninggalkan mereka."


Berbagai Targum menjelaskan bahwa sayap-sayap Tuhan itu kuat (ayat 11): pemberontakan Israel terjadi karena mereka menjadi kuat (ayat 15); negeri Israel mempunyai tempat-tempat dan pertahanan yang kuat (ayat 13); dan Allah yang cemburu menimbun angin yang kuat seperti api (ayat 22).

Jadi dalam Ulangan 32, dan khususnya dalam Targum, soal memuja berhala di Israel dan kecemburuan Allah serta hukuman-Nya, dibahas dengan memakai gagasan kekuatan. Ketika Israel merasa kuat ia mengikuti ilah-ilah asing (bandingkan 1 Korintus 10:12 "Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri"). Allah balas menunjukkan kekuatan-Nya dengan cara menghukum bangsa Israel. Mungkin sekali bahwa inilah sumber bagi pertanyaan dalam 1 Korintus 10:22b. Paulus memperingatkan orang-orang Korintus bahwa berbahaya membangkitkan cemburu Tuhan: memang kita tidak lebih kuat daripada Yang Kuat! Pertanyaan Paulus bukan hanya menunjukkan bahwa orang-orang percaya adalah kurang kuat (pandangan kebanyakan ahli tafsir) melainkan menggaris-bawahi kekuatan Allah yang maha besar. Jika kita membangkitkan kecemburuan Allah kita akan membangkitkan kekuatan-Nya juga. Dan justru ini yang merupakan tema Ulangan 32.

Dengan demikian kesimpulan kita tentang pendapat Hanson, bahwa 1 Korintus 10:14-21 berlatar belakang Ulangan 32, adalah bahwa hal itu dapat diperluas sehingga mencakup ayat 22b juga [9].


Catatan :

[2] 1 Korintus 10:1-13 ini, sama dengan ~azmur 78, Nehemia 9:5-37.dan Ulangan 32:1-43, mengisahkan perilaku Israel yang menolak rahmat Tuhan, dengan tujuan memperingatkan generasi lain (lihat Fee 1987: hlm. 442). Banyaknya rujukan pada tradisi-tradisi Perjanjian Lama dalam 1 Korintus 10:1-13 dijadikan dasar bagi pendapat bahwa penkop 101 mulamula merupakan bahan renungan yang ditulis oleh orang lain (yahudi atau Kristen), yang kemudian dipakai Paulus, (bandingkan Meeks 1982: hlm. 64-78; Ellis 1978: hlm .. 156 catatan 36). Namun perikop tersebut sangat cocok dengan konteksnya dalarn 1 Korintus, dan belum ditemukan tulisan lain yang sejajar dengan 10:1-11 kecuali dalam hal-hal yang tidak penting. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Paulus sendiri menulis peri kop tersebut.

[3] Hanson juga berpendapat bahwa Ulangan 32:14 akan membawa pikiran Paulus pada perjamuan suci Kristen yang dilukiskan dalam 10:16-17,21. Meeks (1982: hlm. 72) mengatakan:
"Paulus menarik dari Ulangan 32 beberapa frase, yang dipakainya dalam memperingatkan jemaat di Korintus". Gardner (1989: hlm. 186), mencatat bahwa Ulangan 32:21 merupakan sumber pemakaian parazeloo dalam 1 Korintus 10:22 dan Roma 10:19.

[4] Skehan (1951: hlm. 163). Dalam artikel ini Skehan membela kesatuan dan keutuhan Ulangan 32:1-43, yang didukung juga oleh Craigie (1976).

[5] Bahwa Paulus mengenal Ulangan 32 ini dengan baik, kelihatan dari kutipan ayat 21 dalam Roma 10:19 dan ayat 35 dalam Roma 12:19. Hanson (1974: hlm. 115) berkata bahwa "kita tahu, Paulus meneliti pasal ini dengan cermat". Perkataan terakhir Musa yang tercantum pada pasal-pasal terakhir Ulangan, sangat berpengaruh dalam agama Yudaisme mula-mula. Meeks (1982: hlm. 66) mencatat bahwa kitab khotbah dari Samaria pada abad ke-4 sM mengenai bagian-bagian tertentu dari Pentateukh (Memar Marqah), menguraikan amanat Ulangan 32 dalam sebuah buku, dan merujuk kepada Keluaran dan Bilangan (lihat khususnya 4:4,8). Ulangan 30-33 juga diutamakan dalam tafsiran-tafsiran Alkitab dari Filo, Yosefus dan Naskah-naskah Laut Mati.

[6] Memang nyanyian Musa ini berakhir dengan nada gemilang, bahwa Tuhan akan menghukum musuh-musuh-Nya dan melepaskan umat-Nya. Tetapi bagian itu tidak relevan terhadap tujuan kita di sini.

[7] Lihat juga 1 Samuel 18:7; Yesaya 30:17: di situ kedudukan umat Allah dan musuhnya terbalik.

[8] Dalam 1 Korintus 10:22b Paulus boleh juga bertanya "Apakah ilah-ilah asing lebih kuat daripada Dia?"

[9] 1 Korintus 10:1-22 adalah contoh cara Paulus menafsirkan Perjanjian Lama dengan berpegang teguh pada apa yang dikatakannya. Ia mengikuti pengajarannya sendiri, bahwa "semuanya ini dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita" (1 Korintus 10:11)



3. Maksud 1 Korintus 10:22


Usaha kita untuk memahami maksud 1 Korintus 10:22b akan tertolong bila kita mempertimbangkan beberapa tema Alkitab yang bersangkutan. Keyakinan Paulus dan Ulangan 32 bahwa pemujaan berhala membangkitkan kecemburuan Allah, memang sering terdapat dalam Perjanjian Lama. Kecemburuan itu muncul dalam Perintah Kedua (Keluaran 20:5; Ulangan 5:9) dan dalam Keluaran 34:14 dijadikan sebuah nama Allah ("Tuhan yang namanya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu"). Segala rujukan kepada kecemburuan Allah dalam kitab-kitab Pentateukh terdapat dalam kaitan dengan pemujaan berhala (bandingkan 1 Raja 14:22 dan rujukan di bawah). Menurut Yehezkiel 8:3 ada berhala di Yerusalem yang disebut "berhala cemburuan, yang menimbulkan cemburu itu" (bnd. Yehezkiel 16:38,42; 23:25).

Keyakinan bahwa membangkitkan kecemburuan Allah akan mengakibatkan tindakan keras, juga berakar dalam Perjanjian Lama (misalnya Amsal 27:4). Kecemburuan Allah, berdasarkan kasih bagi umat-Nya yang telah ditebus-Nya dengan harga besar, menyebabkan bahwa Ia menghakimi mereka: "Tuhan itu pembalas dan penuh kehangatan amarah" (Nahum 1:2).

Dalam banyak ayat dari Perjanjian Lama, kecemburuan Allah dikatakan membinasakan orang-orang yang tidak setia dari umat-Nya: misalnya Ulangan 4:23-24, 6:14-15, Yosua 24:19-20; Mazmur 78:58-64; Zefanya 1:18. Dalam terang ini 1 Korintus 10:22b merupakan ancaman hukuman yang mengerikan atas anggota-anggota jemaat di Korintus yang membangkitkan kecemburuan Allah, bahkan atas seluruh jemaat karena ulah beberapa anggotanya (itulah sebabnya Paulus menulis" Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?") [10]. Paulus berkata, bukan hanya "jangan menantang Allah, yang Mahakuasa", melainkan "jangan mencobai Allah, karena Ia siap untuk mengadili dengan keras".

Di kerajaan Romawi pada zaman Paulus ada dorongan menuju keterbukaan dan toleransi terhadap agama-agama lain. Dalam suasana pluralisme agama itu 1 Korintus 10:1-22 yang berpuncak pada ayat 22b mendengarkan nada yang tegas [11]. Tampaknya beberapa orang Kristen di Korintus tidak menyadari bahwa bila mereka ikut serta dengan orang yang memuja berhala, mereka pun akan ikut bersalah. Paulus menutup pembahasannya tentang hubungan orang Kristen di Korintus dengan Allah, dengan suatu peringatan: mereka yang membangkitkan cemburu Tuhan menjalani risiko bahwa Ia akan menghakimi mereka. Sesudah itu ia mulai membahas hubungan orang Kristen di Korintus dengan sesamanya manusia (ay 23 dst) [12].

Apakah Perjanjian Baru mempertahankan dan meneruskan pandangan Perjanjian Lama bahwa pemujaan ilah-ilah asing membangkitkan kecemburuan Allah? 1 Korintus 10:22 membuktikan bahwa dalam pandangan Paulus, Allah Perjanjian Lama tidak mengubah sikap-Nya terhadap pemujaan berhala.


Catatan :

[10] Tentang tanggung jawab dan penghakiman bersama dalam Perjanjian Lama dan 1 Korintus 5. lihat Rosner (t.t.).

[11] Ucapan yang keras dan terus terang, menutupi bagian tentang persatuan (1 Korintus 1: 18 -4:21) dan dosa seksual dalam jemaat (5:1-13).

[12] 1 Korintus 10:22b dengan 5: 13b dan 11:29-32 seharusnya dipandang sebagai ayat-ayat yang keras sekali mengenai disiplin di jemaat. Fee (1989); Martin (1988); dan Furnish (1989) tidak memperhatikan hal ini.


Kepustakaan :

Barrett. C K, 1968, A Comrnentary on the First Epistle 10 the Corinthians, London (A & C. Black).

Chester. A, 1986, Divine Revelation and Divine Titles in the Pentateuchal Targumim, Tiibingen (Mohr /Siebeck).

Conzelmann, H., 1975, 1 Corinthians, Philadelphia (Fortress).

Craigie, P, C. , 1976, The Book of Deuteronomy, Grand Rapids (Eerdmans).

Deluz, J, 1963, A Companion to 1 Corinthians, London (DLT).

Ellis, E.E , 1978, Prophecy and Hermeneutic in Early Christianity: New Testament Essays, Tiibingen (Mohr/Siebeck).

Fee. G. D., 1987, 1989, The Fim Epistle to the Corinthians, Grand Rapids (Eerdmans). "Towards a Theology of 1 Corinthians" dalam SBL Seminar Pa pers: Annual Meeting 1989 (penyunting D. J. Lull), Atlanta (Scholars Press): hlm. 265-281.

Fisk, B. N., 1989, "Eating Meat Offered to Idols: Corinthian Behaviour and Pauline Response in 1 Corinthians 8 -10 (A Response to Gordon Fee) ", Trinity Journal 10: hlm. 49-70.

Furnish, V. P., 1989, "Theology in 1 Corinthians: Initial Soundings", SBL Seminar Papers: Annual Meeting 1989 (penyunting D. J. LuH), Atlanta (Scholars Press): hlm. 246-264.

Gardner, P. D., 1989, "The Gifts of God and the Authentication of a Christian: An Exegetical Study of 1 Corinthians 8:1-11:1. " Disertasi Universitas Cambridge.

Hanson, A. T. , 1974, Studies in Paul's Technique and Theology, London (SPCK).

Hering, J., 1962, The First Epistle of St Paul to the Corinthians. London (Epworth).

Marcus, R., 1932, "Divine Names and Attributes in Hellenistic Jewish Literature. American Academy for Jewish ResearchiProceedings 1931-32, Philadelphia: hlm. 43-120.

Marmorstein, A., 1927, The Old Rabbinic Doctrine of God: 1. The Names and Attributes of God. London (OUP).

Martin, R. P., 1988, Word Biblical Themes: 1, 2 Corinthians. London (Word).

Meeks, W. W., 1982, '''And Rose up to Play': Midrash and Paraenesis in 1 Corinthians 10:1-22". JSNT16.

Parry, R. SU., 1937, The First Epistle of Paul the Apostle 10 the Corinthians, Cambridge.
Robertson A. & Plummer, A., 1914, A Critical and Exegetical Commentary on the First Epistle of St Paul 10 the Corinthians, Edinburgh (T. & T. CIark).

Rosner, B., tt., "Corporate Responsibility in 1 Corinthians 5", NTS.

Skehan, W. J., 1951, "The Structure of the Song of Moses in Deutcronomy". CBQ 13.

Tomson, P. J., 1990, Paul and the Jewish Law: Halakha in the Leuers of the Apostle 10 the Gentiles. Minneapolis (Fortress Press),
hight11

Posts: 1
Joined: Fri Mar 18, 2011 10:38 pm
Re: ALLAH PENCEMBURU
Post by hight11 » Fri Mar 18, 2011 11:09 pm

TANYA
1.Mengapa Tuhan cemburu?
2.apakah cemburu dan iri hati itu sama?kalau sama berarti Tuhan berdosa dong.

JAWAB

1.* Keluaran 20:1-5
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

mengapa Tuhan tidak menginginkan kita menyembah patung? itu semua karena jika kita menyembah patung kita akan terjerumus ke dalam ajaran iblis dan Tuhan tidak menginginkan hal itu.Selama ini banyak tempat terpencil atau pedalaman yang menyembah hal yang tidak jelas. Mereka berperang , menggunakan manusia sebagai tumbal agar bisa menghilangkan penderitaan(seperti kekeringan dan lainnya), dan lain lain.Padahal salah satu dari 10 perintah Allah bertuliskan "Jangan membunuh sesamamu manusia".Anda tahu sendiri bangsa Israel saat itu seperti apa kan? mereka itu mudah terjerumus ke dalam dosa.jadi bangsa Israel saat itu memiliki banyak kemungkinan untuk disesatkan iblis.

2.
Menurut saya sih cemburu manusia dan Allah itu sama. hanya saja pasti banyak orang yang menganggap kalo cemburu itu sama dengan iri hati.
bagi saya arti dari cemburu adalah perasaan menginginkan sesuatu yang memang milik kita
contohnya cemburu karena pacar dekat dengan orang lain
iri hati adalah perasaan menginginkan sesuatu yang bukan hak milik kita
contohnya teman beli mobil baru dan kita menginginkannya (jika terlalu ingin mungkin saja untuk mendapatkannya kita bisa melakukan tindakan dosa)


Jika ada coment akan saya jawab sebisa saya. terima kasih telah membaca

Artikel terkait :
- ALLAH PENCEMBURU

- TUHAN Itu Allah yang Cemburu dan Pembalas

http://www.sarapanpagi.org/allah-pencemburu-vt26.html#p1110


Cemburu Ilahi 5 קַנָּא

  קַנָּא - qanna’ - cemburu Ilahi

ALLAH PENCEMBURU


Tanya :
Mengapa Allah bisa cemburu? bukankah Dia yg Maha Pengasih, pengampun?



JAWAB :



LATAR BELAKANG :


* Keluaran 20:1-5
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.

20:5 LAI Terjemahan Baru (TB), Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
King James Version (KJV), Thou shalt not bow down thyself to them, nor serve them: for I the LORD thy God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children unto the third and fourth generation of them that hate me;
Biblia Hebraic Stuttgartensia (BHS), Hebrew with vowels,
לֹֽא־תִשְׁתַּחְוֶה לָהֶם וְלֹא תָעָבְדֵם כִּי אָֽנֹכִי יְהוָה אֱלֹהֶיךָ אֵל קַנָּא פֹּקֵד עֲוֹן אָבֹת עַל־בָּנִים עַל־שִׁלֵּשִׁים וְעַל־רִבֵּעִים לְשֹׂנְאָֽי׃
Translit, LO'-TISYTAKHVEH LAHEM VELO' TA'AVDEM KI 'ANOKHI YEHOVAH 'EL QANA' POQED 'AVON 'AVOT 'AL-BANIM 'AL-SYILESYIM VE'AL-RIBE'ÏM LESONE'AY


Bangsa Israel mempunyai perjanjian Khusus dengan Allah, bahwa mereka adalah bangsa terpilih, Allah memberikan 10 Firman ('ASERET HADEVÂRÏM) yang berisi "jangan ada allah (gods) lain di hadapanKu" (ayat 3) Kata "allah" (gods) secara konteks disitu berbentuk jamak. Artinya ada pembatasan Allah Bapa dalam penyembahan kepada YHVH 'ELOHIM dan bukan kepada 'elohim yang lain, ini merupakan inti dari Perjanjian Israel. Dan berlaku bagi iman Kristiani hingga sekarang. Dengan demikian: Tak ada Allah lain kecuali Sang YHVH 'ELOHIM .

Tetapi dalam perjalanan umat Israel, mereka sering berpaling kepada illah-illah lain dan menyembah mereka. Hal ini menimbulkan kemarahan Allah karena Israel melanggar perjanjian itu.


* ULANGAN 31:16-21
31:16 Mereka membangkitkan cemburu-Nya dengan allah asing, mereka menimbulkan sakit hati-Nya dengan dewa kekejian,
31:17 mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat yang bukan allah, kepada allah yang tidak mereka kenal, allah baru yang belum lama timbul, yang kepadanya nenek moyangmu tidak gentar.
31:18 Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau.
31:19 Ketika Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, karena Ia sakit hati oleh anak-anaknya lelaki dan perempuan.
31:20 Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
31:21 Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan akan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal.



PERZINAHAN ROHANI :


Segala aktivitas dan godaan "pergi mencari allah lain" akan memancing murka dan cemburu Allah. Fakta bahwa kecemburuan Allah banyak sekali kita dapati dari kisah-kisah yang dicatat dalam Alkitab.


Contoh :

Yehezkiel pasal 16 :
Yerusalem diibaratkan sebagai pelacur, umat yang bersundal. Persundalan yang dimaksud Kitab Yehezkiel adalah Firman terhadap penduduk Yerusalem karena telah berpaling dari ALLAH dan menyembah kepada illah-illah lain.

Yehezkiel 16:1-63 judul perikopnya "Yerusalem Yang Tidak Setia"
Ayat-ayat didalamnya menunjukkan dengan cara alegoris(kias), bahwa sejarah Israel merupakan suatu 'catatan yang tak putus-putusnya dari kemurtadan yang jahat sekali'. Perikop ini terbagi dalam empat bagian:

a. Suatu cerita populer mengenai seorang anak yang baru lahir, yang dijumpai, dan yang akhirnya menjadi ratu.
b. Kakak-kakak perempuan Yerusalem, yaitu Samaria dan Sodom yang sangat jahat, masih lebih baik dibandingkan dengan dia.
c. Yerusalem dapat dikembalikan lagi ke tempatnya semula hanya dalam rangkaian dengan kelompok saudarinya, yang terhina dulu.
d. Yerusalem yang bertobat akan menerima perjanjian baru dari Allah.

Bila Yehezkiel melalui perlambangannya menekankan transendensi Allah, maksudnya ialah untuk menjelaskan bahwa kemahakuasaan Allah tidak bisa dibatasi oleh kegagalan umat-Nya. Hal ini bermuara pada pembongkaran sejarah dan agama Israel yang paling tajam dalam Perjanjian Lama sebagaimana dituangkan dalam pasal 16, 20, dan 23.

Kalimat yang digunakan oleh nabi Yehezkiel memang sangat keras dan satiris yang mengumpamakan perilaku penduduk kota Yerusalem seperti perempuan sundal. Dan itu mengakibatkan kecembuan Allah.

Dan akibat dari persundalan orang Yerusalem tersebut ALLAH MENGHUKUM mereka sebagaimana digambarkan dalam :

Yehezkiel 16 : 35 – 43 : “……. 38 AKU akan menghakimi engkau ….. 42 Demikianlah AKU melampiaskan murkaKu kepadamu …. 43 ….., tetapi dengan semuanya ini membuat AKU gemetar kemarahan ….

Pelajaran yang bisa diambil dari Kitab tersebut : PERSUNDALAN AKAN DIHUKUM ALLAH.


-------------------------------

Allah itu Kasih, tetapi mengapa Dia mempunyai Sifat Cemburu dan Marah?


ALLAH YANG MARAH


Allah yang marah
Allah yang menghukum

Sepertinya ini bertentangan dengan sifat Allah yang panjang sabar


* Yehezkiel 18:23
Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?


Ayat tersebut jelas menyatakan bahwa Allah lebih menghendaki pertobatan daripada membinasakan.

Allah tidak mungkin membinasakan bangsa-bangsa tertentu, kecuali Ia adalah Allah yang Adil dan kejahatan orang-orang itu tidak dapat lagi dicegah/ dimaafkan.

Ketika Allah melakukan penghukuman atas kejahatan-kejahatan manusia; itu adalah sesuai kodratNya bahwa Dia adalah Allah yang KUDUS. Allah menghendaki umatnya mengikuti perengaiNya yang kudus. Allah melakukan hal ini supaya manusia bertobat dan menyesuaikan diri dengan sifat-Nya ini (bara Yeremia 18)


Contoh:

Mengenai kisah orang Amori; Allah memberikan waktu ratusan tahun bagi mereka untuk bertobat, namun mereka tidak bertobat (Kejadian 15:16).
Nuh berkotbah 120tahun lamanya kepada orang-orang sezamannya sebelum Air Bah tiba (kejadian 6:3)

Kisah-kisah tersebut malah menggambarkan Allah yang Panjang-Sabar, yang memberikan kesempatan kepada bangsa-bangsa itu tidak terhitung banyaknya untuk bertobat dan kembali kedalam hubungan yang harmonis dengan Dia. Hanya saja manusia selalu terus-menerus menolak,. Maka Allah mengadili dan menghukum mereka karena perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu.

Jadi jangan lupa walaupun Allah mempunyai sifat Maha Kasih (1Yoh.4:8). tetapi Allah mempunyai sifat Maha Adil.
Sebagaimana Allah tidak pernah kompromi dengan dosa dan ”upah dosa adalah maut”.

Allah yang Kudus, dan kaya akan Rahmat, namun tidak akan membiarkan dosa tanpa dihukum.



----------------------------------------



Allah adil tetapi sekaligus kasih.


Ini nyata dalam penyelamatan orang berdosa. Semua orang sudah berdosa, sudah melawan Allah dan harus dihukum


* Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

* Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita


Tetapi Allah juga mengasihi manusia. Kasih-Nya tidak boleh meniadakan hukuman. Sebagai orang berdosa kita harus dihukum, tetapi Allah ingin menyelamatkan kita. Disini kita melihat kesulitan agama-agama menyelesaikan masalah dosa manusia.

Terlalu mudah kalau Allah main mengampuni saja, tetapi itu adalah sikap dan tindakan yang tidak berintegritas. Untuk itu Allah mengirimkan Anak-Nya yang tunggal. Hukuman yang harus dijatuhkan kepada manusia ditanggung oleh Diri Anak-Nya, sehingga kita boleh diselamatkan.

Ini adalah pernyataan dan tindakan kasih Allah yang sangat dahsyat, mengimbangi keadilan-Nya yang juga dahsyat. Itu sebab, orang Kristen melihat betapa ngerinya manusia yang berani bermain-main dengan cinta kasih dan keadilan Allah.



---------------------------------------


Tanya :
apakah cemburunya Tuhan itu sama kayak cemburunya manusia ?



JAWAB :


Ya "kira-kira" bisa disamakan dengan sikap kita kalo mendapati pasangan kita berselingkuh :)
Marah, sakit hati, harga diri diinjak-injak, macem-macem dah..........

Umat Allah digambarkan sebagai istri atau mempelai perempuan. Sehingga umat yang tidak setia itu diibaratkan sebagai istri yang tidak setia. (Pelajari kisah Nabi Hosea, Allah memerintahkan Hosea untuk "mengawini seorang perempuan sundal" yang bernama Gomer (Hosea 1:2) untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Allah memerintahkan seorang nabi yang saleh itu menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan berita-Nya kepada bangsa Israel)

Alkitab Perjanjian Baru mengatakan bahwa Gereja adalah mempelai Kristus (Efesus 5:23–32).

* Efesus 5:23
karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

* Wahyu 21:9
Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."


Andaikata mempelai perempuan ini berselingkuh, bisa dibayangkan betapa marahnya Sang Mempelai Laki-Laki. Seperti suami yang cemburu, Tuhan marah jika umatnya berpaling kepada illah-illah lain.

Tuhan cemburu (Keluaran 34:14), karena Dia adalah satu-satunya Allah, dan Allah tidak mau berbagi kemuliaan dengan berhala, patung, sesuatu apa dan siapa pun juga (Yesaya 42:8; 45:5). Cemburu Allah ini timbul untuk mempertahankan namaNya yang Kudus (Yehezkiel 39:25-29).

Jadi, manusia yang digambarkan sebagai istri/mempelai perempuan harus memberikan kehormatan dan kemuliaan itu adalah mutlak hak-Nya seutuhnya.


Reff Ayat :

* Keluaran 34:14
Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.


Yesaya 42:8
Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.


* Yesaya 45:5
Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,


* Yehezkiel 39:25-29
39:25 Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Sekarang, Aku akan memulihkan keadaan Yakub dan akan menyayangi seluruh kaum Israel dan cemburu-Ku timbul untuk mempertahankan nama-Ku yang kudus.
39:26 Mereka akan melupakan noda mereka dan segala ketidaksetiaan mereka, yang dilakukannya terhadap Aku, kalau mereka sudah diam kembali di tanah mereka dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun,
39:27 dan kalau Aku sudah membawa mereka kembali dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari tanah musuh-musuh mereka dan pada saat Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepada mereka di hadapan bangsa-bangsa yang banyak.
39:28 Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka, yang membawa mereka ke dalam pembuangan di tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka kembali di tanahnya dan Aku tidak membiarkan seorangpun dari padanya tinggal di sana.
39:29 Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH."


---------------------------------------



Tanya :
Tapi di PB kayaknya Tuhan udah gak cemburuan lagi ya?



JAWAB :


Kasih, Belas Kasihan, Penghukuman ada tersebar dalam PL maupun PB, karena Allah itu tetap dan tidak berubah. Tetapi keadaan berbeda menuntut penekanan-penekanan yang berbeda pula.
Maka jika kita membaca kedua perjanjian itu harus tetap dalam pengertian ALLAH MAHA KUDUS yang sama, yang KAYA AKAN RAHMAT, namun yang tidak membiarkan dosa tanpa dihukum.

Selengkapnya baca di :
http://www.sarapanpagi.org/allah-di-pl-dan-di-pb-vt15.html#p33



Blessings,
BP

Artikel terkait :
- CEMBURU ILAHI

- TUHAN Itu Allah yang Cemburu dan Pembalas


http://www.sarapanpagi.org/allah-pencemburu-vt26.html#p63

Cemburu Ilahi 4 קַנָּא

  קַנָּא - qanna’ - cemburu Ilahi

Memahami Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Lama, 66:

TUHAN Itu Allah yang Cemburu dan Pembalas


* Nahum 1:2-3
1:2 TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.
1:3 TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya.


Kenyataan Keluaran 34,6, yang tampil untuk meyakinkan kita bahwa Allah tidak pencemburu, diulangi sepuluh kali dalam Perjanjian Lama: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa."

Namun, teks-teks lainnya, tampil untuk menyatakan bahwa Allah sesungguhnya pencemburu. Keluaran 20:5 dengan jelas menyatakan, "Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu." Ulangan 29:20 menegaskan kembali, "maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu [yaitu orang yang meminta berkat Allah atas dirinya dan telah meneruskan jalannya sendiri dengan berpikir bahwa ia akan aman melakukan apa yang ia sukai]; tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu." Mazmur 78:58 menegaskan, "Mereka menyakiti hati-Nya dengan bukit-bukit pengorbanan mereka, membuat Dia cemburu dengan patung-patung mereka." Yehezkiel 36:5 meneguhkan, "Oleh karena itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku pasti berfirman dalam api cemburuan-Ku melawan sisa bangsa-bangsa dan melawan seluruh Edom, yang menentukan tanah-Ku menjadi miliknya dengan segala rasa sukacita dan rasa penghinaan, sehingga tanah-Ku itu dimilikinya dan dapat habis dijarah." Jadi teks manakah yang benar dan bagaimanakah kita harus memahami Allah? Apakah Ia cemburu dan penuh iri ataukah tidak?

Penggambaran diri Allah dengan sosok yang mirip dengan manusia (yang menggambarkan emosi-emosi Allah dengan istilah manusia) membantu kita memahami bahwa Allah bukan hanya suatu gagasan abstrak melainkan adalah oknum yang hidup dan aktif. Ia sungguh-sungguh memiliki perasaan yang sama dengan perasaan cemburu, dendam, amarah, kesabaran dan kebaikan manusia, dengan perkecualian bahwa tak satu pun dari perasaan-perasaan ini yang dinodai dosa.

Memang Allah memiliki banyak sifat yang terpuji, sebagaimana yang ditegaskan oleh Nahum 1:7: "TUHAN itu baik .. .Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya." Dalam Nahum 1:3 Allah juga digambarkan sebagai sosok yang "panjang sabar dan besar kuasa." Namun bagian apakah dari perasaan-perasaan-Nya yang kelihatannya kurang menarik?

Kecemburuan Allah seringkali dihubungkan dalam Kitab Suci dengan murka-Nya. Misalnya, ungkapan tentang kesucian-Nya: "Cemburu-Ku timbul untuk mempertahankan nama-Ku yang kudus" (Yehezkiel 39:25). Namun tak ada pengertian bahwa kecemburuan-Nya itu meledak-ledak atau tak masuk akal. Mereka yang menggambarkan Allah Perjanjian Lama sebagai Allah yang memiliki kekuatan yang misterius, jika bukan yang terpenting, yang bisa menghancurkan ciptaan-Nya yang mana saja kapan saja dengan atau tanpa alasan apa saja telah terlalu aktif secara ilmiah atau berimajinasi secara awam. Kecemburuan atau murka Allah tak pernah hampir sama dengan perubahan pikiran yang mendadak atau yang kejam.

Murka Allah sesungguhnya merupakan realita yang mengerikan dalam kedua perjanjian, namun murka ini senantiasa mencerminkan suatu kepribadian yang penuh konsisten yang tak bisa mendiamkan kehadiran dosa. Murka Allah tak pernah menyebabkan Allah mendendam atau membalas diri-Nya sendiri, seakan-akan ia gila mendadak. Dalam Tuhan, murka boleh didefinsikan sebagai la membangkitkan diri-Nya sendiri untuk bertindak terhadap dosa.

Hal yang sama dapat dikatakan tentang istilah yang diterjemahkan sebagai pembalas dalam perkataan yang sulit ini. Pembalasan ilahi hanya bisa dipahami berdasarkan pengajaran Perjanjian Lama tentang kesucian dan keadilan Allah. Dari penggunaan sebanyak tujuh puluh delapan kali dalam Perjanjian Lama, lima puluh satu melibatkan situasi-situasi di mana Allah adalah pelakunya. Teks klasiknya adalah Ulangan 32:35, "hakKulah dendam dan pembalasan." Allah bukanlah Allah jika la mengizinkan dosa dan pemberontakan berlalu tanpa dihukum. Sifat-Nya yang sebenarnya berseru untuk menentangnya.

Pada dasarnya, ada dua cara Allah melakukan pembalasan:

(1) la menjadi pembela dari perkara penindasan oleh musuh (Mazmur 94); dan
(2) la menghukum mereka yang melanggar perjanjian dengan-Nya (Imamat 26:24-25).

Jika kitab Nahum tampil untuk memperlihatkan sukacita yang kejam atas kekalahan masal ibukota bangsa Asyur yaitu Niniwe, pertanyaan yang pasti muncul adalah: Kapankah seseorang dibenarkan bersukacita atas keruntuhan suatu bangsa yang lalim dan kejam? Jika jawabannya adalah bahwa orang harus menanti sampai bangsa yang bergembira tersebut telah dilenyapkan oleh dosa-dosa mereka sendiri, maka haruslah kita berhati-hati dalam berbangga diri secara berlebihan atas hancurnya Nazi Jerman. Kehancuran kita mungkin sudah berada di hadapan kita.

Bertolak belakang dengan kritik yang terkenal atas kitab Nahum, pengutukan Nahum atas Niniwe berasal dari konsep moral dan etika Allah. Dalam pikiran sang nabi, Allah adalah Tuhan yang berkuasa atas seluruh ciptaan, termasuk segala bangsa. Sebagai Allah yang suci, Ia sangat membenci segala bentuk ketidakadilan, apa lagi jika terjadi pada skala internasional.

Ada tiga alasan dasar mengapa Allah menetapkan berakhirnya kekaisaran Asyur. Pertama, bangsa Asyur bukan hanya melawan Israel, mereka melawan Allah (Nahum 1:9, 11, 14). Kedua, mereka mencemoohkan hukum dan tatanan moral dari Allah. Dalam sikapnya yang kasar, Asyur bukan hanya menyebabkan warganya sendiri masuk ke dalam perangkap, tetapi ia juga mengajak banyak bangsa lain ke dalam perbuatan-perbuatannya, sama seperti pelacur menggoda mangsanya ke dalam kehancuran (Nahum 2:13; 3:4). Akhirnya, keserakahan kekaisaran Asyur menyebabkan bermacam-macam perampokan dan perlakuan buruk.

Itu sebabnya, Allah bukan mengabaikan dan tak berdaya melihat dosa dari bangsa-bangsa semakin meningkat. Sebaliknya, Ia adalah Allah yang sabar, penuh pengertian, namun adalah Allah yang samasekali adil dan benar yang akan bertindak melawan mereka yang bersikeras mencemoohkan segala keberadaan dan yang dilambangkan-Nya. Kenyataan bahwa Allah menyatakan kecemburuan, dendam atau murka merupakan tanda bahwa Ia peduli akan umat-Nya dan membela perkara mereka. Ia sanggup dan Ia akan menjalankan kebenaran dengan adil di antara bangsa-bangsa.

Istilah cemburu, atau diterjemahkan dengan lebih tepat jika dihubungkan dengan Allah, semangat, dan dendam keduanya dapat digunakan dalam pengertian yang baik maupun yang buruk. Ketika diterapkan pada diri Allah, keduanya menerangkan bahwa Allah tak henti-hentinya mempedulikan sifat dan reputasi-Nya sendiri. Jadi, segala sesuatu yang akhirnya mengancam kehormatan, nama baik dan kemuliaan-Nya, bisa dianggap sebagai objek dari kecemburuan dan dendam-Nya. Metafora yang paling baik menggambarkan perasaan ini adalah kecemburuan seorang suami, yang mengibaratkan Allah ketika dewa palsu dan kesetiaan palsu memainkan peranan sebagai peminang-peminang dan kekasih-kekasih yang potensial. Ia tidak dan tidak akan membiarkan segala macam pesaing, kehidupan rohani kita bergantung pada genggaman-Nya yang erat atas kita.



Sumber:
Walter C Kaiser, Jr., Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Lama, Saat, 2003, p 252-256

http://www.sarapanpagi.org/66-tuhan-itu-allah-yang-cemburu-dan-pembalas-vt2791.html


Artikel terkait :
- ALLAH PENCEMBURU

- CEMBURU ILAHI

Cemburu (envy) 吃醋

吃醋 - chīcù - cemburu - makan cuka


Seri Sikap Hati :

-. Cemburu .-

(envy)

Disusun Oleh
Pdt. Budimoeljono R., S.Th.




Cemburu (envy) adalah keadaan emosi yang bisa dialamai oleh setiap orang pada saat-saat tertentu, tetapi umumnya jarang diakui secara terbuka. Dibandingkan dengan perasaan kuatir, cemas, kesepian, dan rendah diri, cemburu merupakan perasaan yang paling sulit untuk diakui - bahkan oleh diri sendiri.

Cemburu mempunyai sifat merusak. Pdt. Dr. Billy Graham, pernah mengatakan bahwa cemburu dapat menghancurkan reputasi seseorang, demikian juga dapat memecah belah gereja, bahkan dapat menyebabkan seseorang menjadi pembunuh. Alkitab sudah memberikan kesaksian yang jelas tentang bagaimana merusaknya cemburu. Kain membunuh Habil, karena cemburu pada persembahan adiknya yang diterima Allah. Yusuf dijual, karena cemburu kakak-kakaknya. Bahkah Tuhan Yesus sendiri dimusuhi terus oleh para pemimpin Yahudi, karena cemburu.

Rasul Paulus menyejajarkan cemburu dengan penyembahan berhala, pembunuh (Gal.5:19-21). Kemudian, Yakobus mengatakan bahwa dimana ada cemburu, disitu ada kekacauan (Yak.3:16).



Apakah Cemburu?
Cemburu adalah perasaan (keadaan emosi) tidak senang karena sesuatu hal yang dimiliki oleh orang lain. Perasaan ini timbul disebabkan oleh adanya "perasaan kurang atau hilang" setelah membandingkan dirinya dengan orang lain.

Meski cemburu tidak selalu berarti "ingin memiliki" apa yang dimiliki orang lain, tetapi sudah merupakan reaksi atas realita bahwa orang lain memiliki sesuatu yang menyebabkan ia merasa kehilangan / kekurangan. Dan reaksi ini menunjukkan adanya kebutuhan akan perasaan "superiority" yang terhambat oleh realita adanya sesuatu pada orang lain. Mungkin ia merasa tidak diperhatikan lagi oleh lingkungannya, atau mungkin ia kehilangan role sebagai orang yang terpenting, dsb.

Cemburu hampir selalu disertai dengan tingkah laku yang merugikan seperti:

· Munculnya keinginan melihat orang yang dicemburuinya mengalami kecelakaan, dipermalukan, atau kehilangan muka.

· Membanding-bandingkan dirinya dengan orang yang dicemburui dengan tujuan menemukan alasan untuk membenarkan alasan cemburunya.

Cemburu tidak sama persis dengan begruding (iri akan posisi dan hak), covet (keinginan memiliki), emulating (keinginan untuk menjadi seperti orang lain), bahkan dengan jealousy (kuatir direbut). Kita akan membandingkan cemburu dengan perasaan-perasaan tersebut:

· Begruding adalah keinginan supaya orang lain tidak memiliki apa yang diinginkannya. Seorang mahasiswa bisa begruding pada teman sekelasnya yang mendapatkan pacar cantik, karena diam-diam ia pun ingin memiliki gadis itu.

· Covetous adalah keinginan pada sesuatu yang dimiliki orang lain, tanpa cemburu pada pemiliknya. Misalnya, seorang covet terhadap mobil baru milik temannya. Ia sangat menginginkannya.

· To emulate adalah keinginan untuk menjadi sama dengan orang lain. Perasaan ini baik, karena mendorong seseorang untuk memiliki kemajuan hidup, tetapi mudah tergelincir menjadi cemburu.

· To be jealous adalah perasaan kuatir kalau-kalau apa yang dimilikinya diambil orang lain. Dibandingkan dengan cemburu yang timbul karena merasa dalam dirinya ada kekurangan yang orang lain miliki, maka jealousy adalah kekuatiran yang kebanyakan positif. Allah disebut pencemburu (Kel.20:5), karena Ia tidak ingin bahwa Israel umat-Nya diambil dari pada-Nya. Meski demikian, jealousy bisa berarti negatif pula, yaitu ketika perasaan ini muncul tanpa alasan yang benar, bahkan didasarkan pada kecurigaan yang tidak beralasan dan cara berpikir yang tidak sehat (paranoid tendency).



Apa Sumber Cemburu?
Berbagai pendapat tentang sumber atau asal timbulnya cemburu, dapat ditemukan. Ada ahli yang menyebutkan sebagai bakat sejak lahir, ada juga yang mengatakan sebagai hasil pengalaman belajar sejak lahir. Apapun sebutan asal mulanya, dapat dikatakan bahwa cemburu cenderung dialami oleh orang-orang yang:

1. Merasa diri gagal
· Pada saat seseorang berusaha dan gagal, maka ia cenderung untuk iri hati terhadap orang yang berhasil.

· Namun, perasaan gagal dapat diartikan sebagai kenyataan gagal atau semata-mata merasa tidak sukses, sehingga perasaan gagal dapat dialami baik oleh orang yang benar-benar gagal, maupun berhasil (menurut penilaian umum) tapi yang merasa belum sukses / puas.

2. Merasa inferior
· Sadar atau tidak, orang cemburu merasa diri lebih rendah (inferior) dari orang lain, dan ia tidak suka dengan keadaan tersebut.

· Contohnya, Saul iri pada Daud karena pujian rakyat atas keberhasilan Daud yang lebih hebat ketimbang dirinya, telah membuat ia merasa lebih inferior yang kemudian membenci keadaan itu, dan akhirnya membenci Daud(1Sam.18:6-12).

· Perasaan inferior akan berubah menjadi cemburu, ketika yang bersangkutan diberlakukan tidak adil. Contoh: Kain cemburu kepada Habil bukan cuma karena persembahan Habil lebih baik dari Kain, tetapi Kain merasa Tuhan lebih mengasihi Habil (Kej.4:5).

3. Jauh dari Allah
· Orang-orang yang menolak ajaran Kristus cenderung menjadi cemburuan / iri hati dan dengki (1Tim.6:3-4).

· Cemburu merupakan tanda menolak Allah (Rm.13:13; Tit.3:3; Yak.3:14-16; Gal.5:19-21; Ams.14:30).

· Cemburu selalu terkait dengan perbuatan jahat (baca: dosa).



Apa Pengaruh Cemburu?
Cemburu adalah sifat manusia berdosa yang berpengaruh besar dalam kehidupan di bumi. Misalnya, keadaan politik nasional maupun internasional sangat dipengaruhi oleh pemimpin-pemimpin negara yang cemburu satu sama lain. Peperangan, kerusuhan, pembunuhan seringkali terjadi karena cemburu. Kemakmuran yang bagaimanapun tingginya tetap terbuka kesempatan untuk manusia cemburu dengan sesamanya.

Cemburu mempengaruhi berbagai hal dalam diri manusia, yaitu:

· Jalan berpikir
- Jalan berpikir yang terinfeksi cemburru akan menyebabkan kecenderungan untuk menyukai kecelakaan bagi orang lain.

- Cemburu tercermin melalui kata-kata, gossip, kritik, humor, dll.

· Perasaan
- Orang cemburu sulit merasa suka cita,, bahagia, puas. Akibatnya cenderung tampak negatif.

· Tingkah laku
- Cemburu merangsang orang untuk menjaddi jahat, membuat rencana balas dendam, bertindak dengan kekerasan, bahkan melakukan pembunuhan.

· Hubungan baik dengan sesama
- Hubungan baik dan kerja sama menjadi terhambat dengan adanya perasaan tidak senang, marah, rendah diri, curiga sebagai ekses rasa cemburu.

· Hubungan dengan Allah
- Cemburu adalah dosa. Dan dosa mencerraikan hubungan dengan Allah (Yes.59:1-2; Mzm.66:18).



Bagaimana Mengatasi Cemburu?
Cemburu memang sulit untuk diatasi, tapi bagi orang percaya tidak ada yang mustahil (Mat.17:20). Jika kita percaya kepada Allah yang hidup, bahwa di dalam Tuhan Yesus Kristus, segala hal yang baik - termasuk mengatasi rasa cemburu - akan ada pertolongan Allah (Luk.11:13). Beberapa hal praktis untuk mengatasai rasa cemburu, yang oleh Pdt. Dr. Yakub B. Susabda disarankan, adalah:

· Memahami (understanding) natur cemburu
- Cemburu bukan sekedar kelemahan manussia, melainkan dosa - yang dalam Alkitab disebut sebagai "keinginan daging" (Gal.5:20).

- Kalau cemburu adalah dosa, maka kita selanjutnya harus menyadari sifat cemburu, yakni:

¨ Cemburu dapat mengambil bentuk apa saja
- Perjinahan, pembunuhan, depresi dapatt menjadi "gejala" adanya cemburu.

- Kalau depresi, misal, menjadi gejalannya maka seharusnya kita tidak menyangka bahwa dengan menyelesaikan depresi berarti dengan sendirinya telah menyelesaikan rasa cemburu.

- Jay Adams mengatakan bahwa brooding ((memikirkan hal negatif), freeting (perasaan tidak puas), self pity (kasihan pada diri sendiri) adalah gejala-gejala yang menyertai cemburu.

¨ Cemburu tidak berdiri sendiri (independen)
- Cemburu bukan perasaan yang berdiri ssendiri, tanpa adanya perasaan lain yang menyertainya. Cemburu dihasilkan dari berbagai perasaan negatif yang ada lainnya.

- Misalnya, seorang bernama A cemburu ddengan seorang bernama B. Tapi karena B begitu baik dengan A, maka A hampir-hampir tidak pernah memikirkan lagi hal-hal yang buruk pada B.

· Menghambat perkembangan cemburu
- Bebas dari rasa cemburu memang tidak mungkin, tapi menghambat perkembangannya masih sangat mungkin dilakukan.

- Ada orang yang mengatasi gejala cembuuru yang terjadi. Cara ini hanya berorientasi pada gejala yang dianggapnya sebagai masalah sebenarnya, padahal jelas bukan. Misalnya: seseorang mengalami kebencian, lalu mencoba menekan perasaannya (repression), atau pura-pura baik dan seakan-akan tidak ada ganjalan apa-apa (reaction formation). Akibatnya, pada suatu ketika, tatkala perasaannya sudah tidak mampu menahan, meledaklah menjadi suatu tindak kejahatan atau kebencian yang dahsyat.

- Oleh karena itu, seharusnya sebagai oorang Kristen tidak berorientasi pada gejala, seperti disebut di atas, melainkan pada persoalan yang sesungguhnya. Dengan begitu, perlu disadari, lebih jauh, bahwa cemburu disebabkan oleh kekacauan berpikir (distorted thinking), yakni kecenderungan berpikir negatif terhadap orang lain atau bahkan terhadap dirinya sendiri.
- Kekacauan berpikir dapat mengacaukan perasaan yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkah laku (thinking - feeling - acting).

- Oleh karena itu, cara terbaik adalah dengan mengubah cara berpikir seperti dikatakan Rasul Paulus (Rm.12:2; Kol.3:2; Flp.4:8).


Kepustakaan
Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. (Jilid 2). Malang: Penerbit Gandum Mas.

http://www.oocities.org/gkiamb/cemburu.htm



Cemburu Ilahi 3 קַנָּא

  קַנָּא - qanna’ - cemburu Ilahi


TUHAN YANG PENUH HASRAT BELAS KASIH
( Passion or Compassion of The Christ )

Jikalau cemburu dan iri hati bukanlah karakter Tuhan maka bagaimana kita menjawab semua pernyataan dan pertanyaan diatas? Bahkan dengan ayat-ayat berikut ini secara jelas menyatakan cemburu atau iri hati adalah perbuatan KEGELAPAN, bukan perbuatan Roh Kudus dan tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Elohim :

Roma 13:12-13 12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! 13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati (iri hati versi KJV jealous = cemburu).

1Korintus 13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Gal 5:19-21 19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati (versi ISV cemburu) , amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Elohim.

Ketika kita membaca Yehezkiel 39:25 "Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan YAHWE: Sekarang, Aku akan memulihkan keadaan Yakub dan akan menyayangi seluruh kaum Israel dan cemburu-Ku timbul untuk mempertahankan nama-Ku yang kudus."

Perkataan cemburu dalam bahasa Ibrani adalah qanna  קַנָּא   (Strong's Dictionary H7067), sebuah kata sifat yang menerangkan sesuatu. Perkataan "qanna"  קַנָּא seharusnya ditujukan hanya untuk kepada Tuhan. Bukan ditujukan kepada manusia. Perkataan "Qanna" קַנָּא  tidak untuk menjelaskan perasaan cemburu atau iri hati manusia. Seperti perkataan "haleluya" dan "amen" yang tidak seharusnya diterjemahkan oleh perkataan manusia yang terbatas.

Bahkan dalam faktanya, bahasa Yunani sering kali menerjemahkan kata "qanna"  קַנָּא ini sebagai "zelos" yang akhirnya dalam bahasa Inggris diterjemahkan "zealous" dan akhirnya menjadi "jealous". Kata "zelos" seharusnya lebih merujuk kepada kata "zeal" dan "ardour" yang artinya bersemangat, berhasrat, antusias dan keinginan yang begitu kuat, sangat mengasihi (love very much) atau sangat menyukai (like very much).

Sedangkan cemburu atau iri hati adalah emosi jiwa yang mucul ketika seseorang kekurangan akan kualitas yang lebih baik dibanding orang lain, kurang penghargaan atau tidak berhasil memiliki atau mencapai sesuatu dan ia menginginkan semua itu atau berharap orang lain kekurangan semua itu. (Definisi cemburu, iri hati menurut ensiklopedia : Envy is an emotion that "occurs when a person lacks another's superior quality, achievement, or possession and either desires it or wishes that the other lacked it").

Ketika kita mengerti makna sebenarnya dari kata "qanna"  קַנָּא maka setiap perkataan "cemburu" Yahwe Adonai Elohim Yeshua Hamasiah seharusnya tetap dinyatakan "qanna" קַנָּא  atau hanya mendekati "zeal" atau "ardour". Bahwa Tuhan adalah Tuhan yang sangat antusias, bersemangat (passion) dalam mengasihi, belas kasihan (compassion) dan menyukai kita. Bukankah karena begitu besar kasih (qanna atau zeal atau ardour) Elohim sehingga Ia mengutus anakNya yang tunggal ? Bukan cemburu kan. Jelas motivasi hati Bapa adalah kasih yang sempurna. Ia begitu sangat bersemangat, antusias, begitu kuat keinginan-Nya untuk mengasihi kita. Bukan seperti manusia yang cemburu karena perasaan tidak aman, egoisme, tidak nyaman, iri hati, kelelahan, bosan, frustrasi, kesombongan dan ingin menyakiti orang lain yang menjadi saingannya.

Apakah Tuhan cemburu dengan iblis? Dengan apa atau siapa akan kita bandingkan Tuhan sehingga Ia bisa merasa cemburu? Bagaimana mungkin kita membandingkan Tuhan dengan iblis yang "notabene" bukan lawan-Nya. Tuhan Yahwe Elohim Adonai Yeshua Hamasiah Pencipta semesta alam dibanding dengan buatan-Nya? Jelas tidak sebanding dan tidak ada apa-apanya. Untuk apa Tuhan cemburu? Kalau Tuhan cemburu, untuk apa manusia diberikan kehendak bebas sehingga manusia bisa memilih untuk lebih mengasihi dunia ini dan menyembah iblis Bukankah kehendak bebas diberikan justru untuk kita secara "bebas" dapat memilih mengasihi Dia? Bukan karena terkekang, merasa ketakutan akan cemburu dan murka-Nya.

QANNA קַנָּא  or ZEAL and ARDOUR
Berangkat dari pengertian di atas maka mari kita renungkan bersama-sama. Yeshua Hamasiah adalah Tuhan yang sempurna. Dia tentu punya jiwa, perasaan dan pikiran. Kasih yaitu Ruach Hakodesh tentu dapat berduka, Yeshua menangis di taman Gethsemani, Yeshua kecewa dan bahkan marah ketika Ia melihat Bait Tuhan dijadikan sarang penyamun. Bapa Yahwe Adonai juga sedih bahkan sangat sedih dan hati-Nya pun terkoyak ketika Ia melihat Anak Manusia disiksa dan akhirnya mati tergantung di kayu salib.

Namun semua itu lahir dari hati yang penuh kasih (dari Ruach Hakodesh), bahkan sangat mengasihi dan menyukai manusia yang adalah gambar dan rupa-Nya. Setiap perkataan dan perbuatan-Nya bahkan pembalasan murka-Nya tidak pernah didasarkan kepada cemburu dan iri hati kepada iblis ataupun kepada manusia yang tidak taat kepada-Nya.

Sebagai anak-anak sulung-Nya sudah seharusnya kita mengerti akan tindakan Yahwe Elohim Yeshua Hamasiah yang adalah kepala dimana yang ada adalah hukum-hukum, peraturan dan ketetapanNya. Di dalam dimensi perjanjian manusia daging yang dimulai sejak Abraham (bd.Lesson Perjanjian Manusia), Tuhan berhadapan dan berhubungan dengan manusia tanpa melalui kasih karunia Yeshua Hamasiah, jelas setiap pelanggaran dan ketidak-taat-an Israel ketika mereka memilih menyembah berhala-berhala lainnya akan mengakibatkan roda pemerintahan Tuhan menjalankan hukumNya. Hanya ada berkat atau kutuk. Tuhan atau iblis. Memilih Tuhan menerima berkat. Memilih iblis menerima kutuk dan hukuman.

Di dalam dimensi perjanjian yang lebih mulia ini (bd.Lesson Perjanjian Roh) maka hal yang sama terjadi secara prinsipnya. Yang terjadi adalah berkat spiritual atau kematian atau kutuk secara spiritual. Bagi kita rekan sekerjaNya yang berhadapan dengan Yeshua Hamasiah yang adalah Kepala. Keuntungan kita adalah karena kita datang melalui Yeshua Hamasiah yang merupakan kasih karunia itu sendiri.

Bayangkan jika anda adalah seorang hakim yang harus mengadili dan menjatuhkan keputusan hukuman kepada anak anda sendiri yang ditangkap karena berbuat salah. Secara jabatan anda tetap harus tegas menjalankan keadilan namun secara keluarga anda adalah orang tua yang mengasihi anak anda. Ketika kita berhadapan dengan Yahwe Adonai Elohim sebagai anak sulung, Yeshua yang adalah Kepala menjalankan hukum-Nya atas pelanggaran kita namun kasih karunia Yeshua Hamasiah mengikuti kita, ketika kita bertobat dan memperbaharui kembali status kita (bd.Lesson Perjanjian Roh) maka pengampunan berlaku dan Ia menjadikannya untuk kebaikkan kita yang mengasihi Dia. Sekalipun akibat dari dosa tetap ada dan harus kita tanggung. Namun kita menanggungnya bersama Dia yang memberi kekuatan kepada kita.

Tahukah anda bahwa Dia BUKAN Tuhan yang egois. Kalau Dia egois, bagaimana mungkin Dia menjadikan kita segambar dan serupa dengan Dia? Yeshua Hamasiah tidak pernah egois dan cemburu terhadap kita. Dia tidak pernah merasa tersaingi oleh iblis. Ini bukan masalah kompetisi antara Yeshua dengan iblis dalam memperebutkan manusia. ( Mat 7:13-14 13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." ). Karena jelas kalau kita melihat secara kuantitas maka jumlah orang yang menuju kebinasaan jauh lebih banyak dibanding dengan yang menuju kehidupan. Apakah ini berarti Yeshua "kalah" dalam kompetisi ini? Tentu tidak, ini bukan masalah kuantitas tetapi ini adalah masalah KUALITAS.

Ini adalah masalah begitu besar keinginan-Nya, kehendak-Nya (eager from freewill), hasrat-Nya (passion), semangat (antusiasm) untuk mengasihi (love) dan berbelas kasihan (compassion) kepada kita. Masalah, keributan, ke-egois-an, iri hati, cemburu, kejahatan, malapetaka, hukuman, kutuk, kecelakaan (silahkan anda sebutkan apa saja yang anda tahu yang berhubungan dengan yang jelek, negatif, jahat dan iblis) adalah karena kita secara sadar atau tidak sadar oleh kehendak bebas kita (freewill) menolak, tidak taat, dan tidak menghiraukan kehendak-Nya (tuntunan Ruach HaKodesh yang adalah kasih itu sendiri).

Bagaimana bisa menyembah Tuhan kalau kita egois? Menyembah Dia dalam Roh dan Kebenaran sementara hati kita penuh dengan cemburu, iri hati dan egois? Kita datang kepadaNya dengan membawa semua kebutuhan kita (ego manusia daging kita), persoalan kita (kenyamanan yang kita butuhkan) dan kemauan kita (my will, my way, my desire, mine, me, myself and I). Kita mengaku anak sulung, kita ber-"Derek" dan "Yada" melalui persekutuan dengan Tubuh dan Darah-Nya, kita mengaku kehendak-Nya adalah kehendak kita. Namun ketika dihina, diludahi, ditampar, kita membuka mulut dan keluarlah kata-kata kebun binatang, air selokan dan jurus-jurus kung-fu bermunculan. Ketika punggung ini akan dicambuk, kita berbalik dan mengambil cambuk itu dan membalas mencambuki para prajurit. Ketika setiap kali paku itu siap ditancapkan ke telapak tangan kita, kita mengepalkan tangan dan meninju para prajurit.

Hanya karena qanna, zeal dan ardour, Yeshua menyangkal diri-Nya, taat sampai di kayu salib. ( Fil 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib). Dalam kehidupan Yeshua ada kemarahan tanpa pemberitahuan (Yoh 2:15-17), ada perkataan yang begitu tajam (bodoh dan celakalah berkali-kali) kepada orang-orang Farisi (Luk 11:39-44), hardikan "enyahlah iblis" kepada Petrus (Mat 16:23), teguran keras "hai orang munafik" dan sindiran orang yang tidak layak diberi barang kudus dan mutiara disamakan dengan "anjing" dan "babi" (Mat 7:5-6). Tetapi semua ini lahir dari "seorang" yang telah KOSONG ( Fil 2:6-7 6 yang walaupun dalam rupa Elohim, tidak menganggap kesetaraan dengan Elohim itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia). Begitu kosong, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib. Sehingga Ia begitu penuh, ditinggikan dan bangkit dari kematian naik ke surga. Semua itu lahir dari "qanna", zeal dan ardour kepada manusia.

http://www.cherubimsonline.com/jealouspassion.php?mencat=8&submencat=1&show=1&content=4
http://www.cherubimsonline.com/jealouspassion.php?mencat=8&submencat=1&show=1&content=5